18.12.12

Rania The Explorer

Bali – 8 Bulan

Trip pertama naik pesawat! *yey

Browsing how-to selama di pesawat. Menghasilkan : Susui ketika take off dan landing. OK. Noted.
Persiapan berikutnya : KO PER!
Usia 8 bulan artinya bayi sudah apaaa? Sudah makaaaan. Dan mengusung semangat MPASI homemade, koper ukuran 20 inch isinya peralatan masak dan makan Rania saja. Ahahahaha. Ngangkut dari talenan sampai slow cooker, dan masuk ke kabin. Pisau masuk ke koper besar yang masuk bagasi.

Koper berikutnya yang ukuran besar barulah isi pakaian kami bertiga. Dan kebutuhan Rania dari slaber sampai popok, dari pakaian sampai supply obat memenuhi lebih dari ½ ruang koper.

Ini lucu banget… Saya. Dulu. Sebelum punya anak. HEBOH kalau packing. Biasanya tas travel sudah dikeluarkan 1 minggu sebelum hari keberangkatan. Mikir mix matching baju yang akan dibawa. Trip sesudah ada Rania? Yang ada semalamnya atau hari H berangkat baru packing. Itu pun cuma plung plung BH, celana dalam, 2 celana panjang, atasan menyusui, pouch skin care dan make up. Plung plung plung. Kelarrr =D

Perjalanan dimulai dengan ngangkut Rania masih pakai piyama ke Bandara jam 04.30, karena penerbangan jam 6.15.  Sampai ruang tunggu, entah kenapa Rania muntah. Banyak. Sampai 3 x. Sampai 2x ganti baju. Langsung disugesti “Sebentar ya Nak.. hirup udara pantai. Sehat ya, Nak”



Sampai di Bali langsung ngejar makan ke the famous Mak Beng di Sanur. Ndilalah, hotel yang diinapi, ternyata berada di perempatan sebelum masuk ke Mak Beng! Tapi selesai makan pun tidak langsung ke hotel untuk check in. Kami mencari supermarket dulu untuk beli buah, sayur, daging Rania untuk selama di Bali.



Dan jadilah, tiap pagi, kamar sebelah yang ditempati ipar dan Mbak Sri menguarkan bau kaldu atau daging. Hasil masak di takahi. Hihihi.



i wonder what was on her mind. Kepanasankah? Apa ini yang dipijak?


It was a FUN trip!
Sekarang Rania sudah bisa lari lari, pengen deh trip ke Bali lagi. Melepas dia berlarian di pantai dan bermandikan matahari pagi.



Makassar – 10 Bulan

Sudah diposting disini.
But I haven’t mention that during our flight home, Rania flirt dengan pramugaranya. NGIKUT SIAPA INIIII Emang cakep sih. Kebule bulean gitu. Jadi tiap kali si pramugara lewat, Rania akan teriak “aaah!!” trus karena lagi fase teething, jarinya dimasukin ke mulut sambil nyengir, mata berbinar binar dan badan goyang ke kanan kiri.
Diculiklah sebentar sama pramugara. Ga nangis. Makin nyengir nyengir. Bole.. bole juga nak.. selera kamu ;p

Solo – 13 Bulan

Ke Solo 2 kali dalam 1 bulan.

Pertama tentu pas mudik Inilah trip pertama yang Mbak Sri ngga ikut. Hoooosssshh… Mbak Sri cuti 2 minggu!
Aku gemvoooor. Rania itu mostly maunya sama saya. Dan sudah mulai ni.. fase nangis heboh di depan pintu kamar mandi, nungguin saya mandi. Kikikik. Trus, ketemu triknya. Pokoknya Rania itu ngga bisa ngeliat punggung saya. Ngga bisa banget. PASTI nangis. Hihihi.
Jadilah ngga Ayahnya, Eyangnya, Miminya sibuk mengalihkan perhatian biar saya bisa mandi dengan tenang.
Belum makannya.  Rania GTM 3 hari pertama ditinggal Mbak Sri. Azab buat ibu yang ga masakin anaknya kali ya.. sigh… tapi jadinya nyusunya posesif banget. Gemeeeets.
Untung Rania sudah lewat 1 tahun, saya sudah mulai mengendurkan MPASI homemade. Hari ke empat GTM belilah lasagna Pizza Hut. Nyaris habis! Wihuuuuu…
Dan malah berlanjut besoknya, mulai mau makan masakan yang saya masak. Biasanya sop sopan gitu. Me happy!

Dan sorenya dengan naik becak (si bocah tegang amat naik becak!) , melipir beli nasi liwet dan tempe bacem, which she enjoyed. HA! Rania anak Jawa, husbaaaand.. bukan anak Palembang.. lalalala *mulai sukuisme

The happiness also karena kepuasan pribadi . Ternyata, bisa lho ngurus Rania sendiri. Dan Rania juga manis sekali. Pulang – pergi naik pesawat, setelah take off, bobok aja. 


Baru seminggu di Bandung setelah mudik, wiken depannya ada berita duka yang membuat kami harus kemabali ke Solo. Ndilalah mertua dan ipar – ipar saya juga ikut. Karena mau nonton pertunjukan Matah Ati.

Intermezzo, Matah Ati tampil di kota sendiri…. It was magical! Sigh.. pengen nonton lagi. I miss you grup sahita, adegan perang

Strategi penerbangan adalah, landing di kota tujuan. Jadi rute untuk :
Berangkat, naik mobil ke bandara Soekarno Hatta untuk penerbangan Jakarta – Solo
Pulang, naik mobil ke bandara Adi Sucipto untuk penerbangan Yogyakarta – Bandung

Perjalanan pergi lancar.
Perjalanan pulang…. Adalah pertama kali saya longer tweet akibat kueseeel luar biasa sama Merp4t1 Ingkar Janji!

Penerbangan jam 14.30, kami mengantisipasi sudah check out hotel di Solo jam 10.00. Sampailah Bandara Adi Sucipto jam 12.30.

Check in. Masuk ruang tunggu. Mendapati bahwa penerbangan di-delay 1 jam. Pffft… we suspected this. Typical.

Jadi kami melihat pesawat Garuda (atau citilink) Yogya – Jakarta take off.

Kemudian. Delay lagi satu jam. Menjadi 16.30. Kami melihat Lion Air Yogya – Jakarta take off. Dan 1 pesawat lagi juga dengan tujuan Jakarta.

Menjelang jam 17.30, dibagikan snack complimentary telat. Cisss.. Punya saya ada 1 helai rambut pula. Eeeewww.. siapa ini vendor kateringnya? *jewer

Dan di jam 17.30 pengumuman membahana di ruang tunggu “Pesawat Merp4t1 Air Yogya – Bandung dibatalkan” Say whaaattt?

Skip aja ya bagian marah – marah di counter sampai refund uang.

Masalahnya sekarang, now what?
Ada mertua saya yang lanjut usia, sampai Rania yang belum pernah jalan darat lebih dari 5 jam. Pesawat ke Jakarta sudah tidak ada (sudzonnya saya, memang ini maskapai menunggu sampai penerbangan terakhir ke Jakarta take off baru diumumin batal), kereta juga tidak dapat.

Akhirnya singkat cerita, memang jalannya sudah harus begitu. Kami dapat sewa innova plus sopir. Out of nowhere, the husband dapat charteran. Alhamdulillah.

Seating arrangement : The husband di depan, baris tengah ada saya, Rania, Ibu mertua, Mbak Sri, dan baris terakhir kedua ipar saya plus barang – barang. It was a long-and-tiring-almost-10-hours journey. Rania mulai jam 22.00 rewel. Mungkin dia akhirnya terbiasa tidur berbaring, kok ini sudah lama kenapa masih digendong. Ipar saya ketika masuk jalan berkelok mual dan muntah – muntah. Sampai jam 03.00 gantian tempat duduk dengan Mbak Sri.

Sampai Bandung jam 06.00 saya langsung mandi dan ngantor, setelah sebelumnya ijin  ke atasan bahwa akan datang terlambat.

So Merp4t1… Kampretooooosss

Singapura – 17 Bulan

Trip paling anyarrr…..
Kali ini cuma duet antara saya dan kakak saya, ngantar Rania liat Merlion sampai USS.

Ikut tour dalam rangka acara kantor, dimana alamaaak.. jadwalnya padat banget!

Rania sudah tidak bisa disebut bayi ya.. Di usia 18 bulan artinya Rania sudah masuk ke batita – bawah 3 tahun. Pun badan sepertinya termasuk bongsor untuk seumurannya.

Sepertinya?
Hla.. wong 2 bulan ini si bayi nangis melulu tiap mau ditimbang atau diukur tinggi badan pas suntik vaksin ke dokter. Persentil? Alhamdulillah saya mah liat Rania lahap makan, ceria, jadi tidak terlalu mikirin persentil, kurva normal, yada yada seperti itu.
Sepertinya bongsor, Karena kalau jalan ke mall, sering banget dikira sudah lewat 2 tahun.  Termasuk sering ditanya cewek atau cowok karena emaknya ngga doyan dandanin anaknya warna pink. Pun, dengan play date anak tetangga yang beda umur 2 minggu (Rania lahir belakangan), Rania terlihat jauh lebih besar. DNAnya obvious banget ya… Hla ibu dan bapaknya tinggi besar begini.

Ish.. ngelantur

Di short trip ini. Pertama kalinya. Dalam hidup saya. Dalam liburan : PERLU KOYO DI HARI PERTAMA! Mwahahahahaha.

Bawa kakak dengan harapan bisa gantian gendong, ternyata Rania cuma mau digendong sama saya, atau jalan. Memang strollernya tidak dibawa, karena bocahnya bete kalau didudukan di stroller. Astaga… otot lengan saya kiri dan kanan langsung kemeng. Salut deh sama Angelina Jolie. Resep mbaknya apa siii.. bisa gebol anak, 1 di kanan dan 1 di kiri?

her distinguished expression kalau dengar suara yang menarik. Yang kanan bandel banget yaaa. gemeeeesss.


siapa copy writer "anak life ready"? monggo copy writer : "precise development"

Rania is such a sweetheart. Selama di Sing, rewelnya manageable (gitu ga si spellingnya?) banget. Rewelnya keciri. Kalau ngantuk mau tidur atau bete diajak jalan lagi, sementara dia mau kongkow liat air mancur pas di Nge Ann City

Momen terharu adalah pas ibunya mau belanja di Bugis Street hari terakhir, Rania tiba - tiba sudah terlelap digendong. Pengertian banget sii.. ibunya mau ribet milih - milih belanjaan. Lopelopelope yuuuuuu.

Momen paling stress justru pas sudah mau pulang. Entah kenapa, Rania cranky banget. Nyusu ga mau, dilarang ngacak - ngacak toko ngambek. Mungkin cape ya.. ikut tour nan padat. Jadilah dia menangis sekuat tenaga, sepenuh hati di... Area Imigrasi yang maha penuh. All eyes were on us. Saya akui, saya pun sudah cape. Jadi sempat saya diamkan saja Rania menangis di gendongan saya. Sampai akhirnya saya bilang "Nyanyi yuk, Nak" Mulailah saya menyanyi dan dia terdiam. Tapi begitu lagunya selesai dia nangis lagi. Nyanyi lagi deeeh.. ga putus putus. Dan tentunya sudah bisa ketebak, sebenernya cranky karena ngantuk. Tapi dese masih pengen main. Mojok deh di suatu sudut untuk nyusuin Rania, sementara kakak masih cari belanjaan.

Intermezzo urusan nyusu. Yastra lah ya.. i think i flashed my boobs all over Sing. Di berbagai restauran mulai Orchard sampai Sentosa, di bus tour. Hailed to nursing tank top lah! Sampai I seriously mau buka usaha nursing wear.

Highlightnya tentu saja hari kedua di USS. Ya ampun bwoookkk... Lengkap kurva titik - titik highest and lowest happiness and cape-ness.

Mulai dari si bocah cranky kepanasan sampai pup tapi ga mau diganti.
Sampai meihat si bocah happy banget main air, ngacak - ngacak toko, makannya pinter. Ah.. it's beyond word. Foto - foto aja yaaaa

bete kepanasan, sementara si ibuk semangat cari prince charming buat dese

tak lupa melengkapi foto zaman honeymoon dulu


wahananya Rania : ngacak2 toko dan main air mancur. Look at that smile!
terhoki : foto dengan char, tanpa ada yang antri!!! bahkan mission accomplished : ketemu Prince Charming

Berapa banyak wahana yang saya naiki? NOOOOL. hahahaha. Kakak saya pun ngga naik apa - apa. It's okay. I don't mind at all. Hari itu USS penuh nuh nuh. Males banget bahkan untuk mengantri. Untung gratis ke sana. Kalau udah kayak cendol gitu, penting banget ikutan VIP tour kayak Leija. Terus dadah dadah sama antrian
 
USS ini free sampai dengan umur 4 tahun lho.. *lirik mencibir ke theme park indoor Indonesia yang bayi usia 1 hari juga dicharge tiket full

Dan saya menyarankan ibuk - ibuk dengan anak balita di USS untuk beli balon! Rania pecinta balon banget. Jadi di tempat jualan balon pertama juga saudah beli, biar anaknya hepi. Dan kalau lihat ada balon lagi, tinggal berucap "Iya.. Rania juga sudah punya balon". Bonus point, ikat  balon itu ke baju anak, jadi kemana - mana tinggal liat itu balon, si bocah lagi melipir kemana (kalau lagi di toko, saya mengendorkan penjagaan). Owh.. dan pilihlah balon yang ada tulisan USSnya. . It looked good on pictures. Myahahahaha. *cetek

Si ibu medit sempat determine untuk balon ini sampai di Bandung. SGD10, bwook! Eh.. di ruang tunggu, pramugarinya lewat sambil bilang "ini balon ga bisa naik pesawat ya. Ga boleh" *hati sang ibuk langsung pilu

But yet, walau setelah pulang, tulang di badan mau coplok semua, again... Ada perasaan bangga. I made it. We made it. Alhamdulillah

So what’s next?
Insyaallah Rania’s 1st trip dengan kereta di akhir Januari, untuk ke Solo menghadiri resepsi pernikahan sepupu
And then maybe, if the husband grant my wish, pergi dengan teman nganterin Rania ke Hello Kitty Land (ibu picik mengatasnamakan anak, padahal dia yang kepengen) sebelum usia 2 tahun, biar masih dapat harga penerbangan infant. Wish us luck!

 xoxo

Iyut
PS : Kiddo, though you most likely won’t remember these experiences, hope you can see how happy you were in those pics. Love you to the bit of DNAs

No comments: