9.11.12

Pos Pengeluaran : Asuransi *)

”Insurance is not about someone dies, but others must live”

“Mobil diasuransi?” | “iya” | “Rumah diasuransi?” | “iya, kan kalau kredit pasti ditutup asuransi” | “Loe ada asuransi?” | “Engga” | “Ga salah? Benda mati diasuransiin, loe kagak? Jadi lebih sayang sama benda mati daripada kelangsungan hidup yang ditinggalkan?  | *mak jleb

Quoted from this blog :
Me and my wife needed to pay almost Rp 2 Billion throughout her 2 years course of treatment battling the super malignant ovarian cancer. Fortunately we were blessed with good health insurance hence only a small amount that we needed to pay by our selves.  If you don't get it from your companies, I'd suggest you get it yourselves and find a good one. You'll feel it's useless at first, and it is, until sickness comes.” 
Kalau tidak salah ingat, yang mereka keluarkan “cuma” 100 juta

Itulah - in random order - beberapa hal tentang asuransi yang melekat di otak saya

Lima tahun lalu (lama juga yee), Alhamdulillah tanpa mengeluarkan sepeser pun saya dapat training financial advisor dari Aidil Akbar. Dan beberapa poin penting dalam berasuransi yang masih saya inget adalah sbb:

  • Pilih produk asuransi yang benar, sesuai dengan kebutuhan. IMO : Ada yang merasa ”tertipu” dengan asuransi unit link? Merasa asuransi unit link adalah ”produk gagal”? Iya, memang agen asuransi.. upsie.. mereka lebih suka disebut financial advisor, booaaannyyyak yang pushy, yang kejar target mereka sendiri. Tapi in the end, apa ya mau terus mau menyalahkan mereka sementara dari kita juga tidak cek cek kiri kanan dulu, shopping – shopping dengan asuransi lain, membandingkan produk yang sama? Dan imho, asuransi unit link bukan produk gagal kok. Tapi memang sangat mungkin tidak sesuai kebutuhan.
  • Uang pertanggungan yang sesuai. Kalau melebihi, itu bagus (walau artinya premi yang dibayar lebih tinggi). Nah... yang kurang ini yang bikin pusing. Kalau kurangnya sedikit, ya tinggal adjust sedikit gaya hidup. Yang biasanya beli tas di mal, lantai dasar, new arrival sekarang cukup diskonan lah.. Yaa.. you get the point. Yang kurang banyak?? You might need jual aset, dan hidup sederhana. Berapa uang pertanggungan yang sesuai? Boleh cek di kalkulator financial. Contohnya sederhananya ada disini.
  • Untuk produk asuransi pendidikan, perhatikan bulan masuknya! Kalau you really depend on waktu pencairannya, ya atur – atur sebelum waktu buka pendaftaran. Paling mepet  mungkin yang cair bulan Mei ya.
  • Perhatikan nama yang tercantum di ahli waris. Apakah usianya sudah di atas 21 tahun, yang menurut UU di Indonesia sudah cakap hukum. Jadi seyogyanya, kalau membuka asuransi jiwa (utamakan yang menjadi tulang punggung keluarga yang membuka polis) dalam hal keluarga saya ya the husband yang buka polis, saya menjadi ahli waris. Apakah istri boleh buka? Ya boleh – boleh saja kalau ada uang ;p. Apakah ahli warisnya harus si suami? Mau engga juga ga papa. Bisa saja atas nama neneknya, sehingga (amit – amit) kalau hidup kedua orang tua terenggut bersamaan, sebelum ribet suribet klaim asuransi jiwa atas nama orang tua, yang ahli waris atas nama nenek bisa cair duluan.
  • Ga usah kebanyakan ambil rider. 3 sudah banyak. Konsul konsul dan konsul baiknya ambil yang mana.
  • Yang terakhir : beritahu ke pihak yang perlu tahu bahwa kita buka asuransi dan dimana letak polisnya.  Merahasiakannya would be foolish, karena bagaimana ahli waris tahu kalau ada polis asuransi? Daaan.. poin penting juga : cukup taruh polis asuransi di rumah. Jangan pernah di safe deposit, apalagi safe deposit Bank. Jangan lupa ada batas waktu klaim. Iya kalau batas waktu klaim 60  - 90 hari. Kalau hanya 30 hari? Sedangkan urusan dengan Bank belum selesai, artinya belum boleh buka safe deposit box.

Berikut adalah beberapa polis asuransi yang saya punya :

Termlife Insurance dari AIA
Kenapa saya buka asuransi ini? Singkatnya adalah di keluarga kami, sepeninggal Bapak, kami kakak beradik ikut urunan supaya dapur Rumah Cidodol tetap ngepul =)

Dan walaupun sampai sekarang belum jadi Bos, saya cukup tahu bahwa porsi urunan saya cukup signifikan.

Sehingga timbul kebutuhan. What if .. what if.. saya yang “dipanggil duluan” instead of my mom? Ga ada yang tahu umur orang kan? Dan betapa tidak tenangnya saya, kalau sampai ibu mengalami kesulitan finansial dengan tidak adanya saya. Cukup. Sudah cukup ibu saya mengalami kesulitan ini itu. Like I said before, I love my mom so very much. Jadi saya memastikan bahwa saya menyiapkan dana untuk beliau, walau saya tidak ada. Saya pun memastikan Ibu untuk tahu bagaimana cara mengelola dana itu. Simpel saja. Namapun sudah berumur. Bukalah deposito, jadi nasabah prioritas di bank yang kasih bunga tertinggi, hidup per bulan dengan bunga deposito.

So there, saya buka asuransi ini, dengan nama ahli waris ibu saya.

Kenapa jenis asuransi termlife?

Karena beda dengan asuransi jiwa murni, dimana secara garis besar, kalau si tertanggung belum “dipanggil” maka preminya hangus. Dan biasanya usia yang di-cover adalah sampai 70 tahun. Hla… eyang saya saja yang sudah 84 tahun masih segar bugar. Nah.. di asuransi term life yang saya punya, pertanggungan sampai usia 99 tahun.

Di asuransi termlife, selain ada uang pertanggungan juga ada uang hasil investasi dengan tingkat pengembalian (intermezzo. Harusnya para agen asuransi itu bilangnya – sama seperti jualan reksadana – adalah tingkat pengembalian. Bukan bunga. Ada resiko tidak tercapai) kurang lebih 14%. Dan hore-nya, setelah (kalau tidak salah) 7 tahun, uang ini boleh diambil oleh pemilik polis, tanpa menganggu uang pertanggungan.


Termlife asuransi dari Manulife
Polis atas nama the husband, ahli warisnya saya. Garis besarnya sepertinya sudah terangkum di atas ya.. kenapa saya lebih memilih asuransi ini ketimbang asuransi jiwa murni. Bedanya, yang keluaran Manulife ini walau juga ada uang hasil investasi, namun tidak dapat diambil. Sama sekali.

Kecewa? Engga lah. Daripada saya ada niat syaitonirodjim bujuk the husband ambil uang investasi kan mending tahu, kalau terjadi resiko, saya akan dapat uang pertanggungan plus hasil investasi.

Asuransi kesehatan dari Manulife
Kurang lebih asuransi kesehatan sama ya... Ada kelebihan, ada kekurangan.

Kelebihannya :

  • Yang saya senang adalah, asuransi kesehatannya bisa bundling keluarga. Jadi the husband, saya, dan Rania hanya memiliki 1 polis. Ini buat saya sih berguna banget. Karena pening juga kalau kebanyakan polis. Nanti kalau berani kasih adik buat Rania juga tinggal tambah klausula dan tambah premi saja.
  • Lebih dahsyat lagi adalah di asuransi kesehatan Manulife yang bundling keluarga ini, Manulife hanya menghitung 3 (eh.. apa 4) anak saja. Jadi anak ke 4 (atau anak ke lima) sudah bebas bas bas premi. Iiiy.. asik yaaa...
  • Dan asiknya, karena premi tergantung dari braket umur, umur tidak terpatok atas siapa yang paling tua. Kemarin diatur pemilik polis utama adalah saya, karena hitung – hitung hemat premi (sampai berjuta juta) beberapa tahun terkait usia the husband yang terpaut 5 tahun lebih, sudah masuk ke bracket premi yang lebih mahal. That’s just nice! (ibuk ibuk mana sih yang ga suka diskon)
  • Menurut agen yang notabene teman baik kuliah saya, Manulife diterima di semua negara. Beda dengan asuransi prud3nt14l yang konon tidak bisa di beberapa negara (sedikit sih. Kalau tidak salah Jepang sama manaaa gitu).
  • Proses reimbursenya cepat. Dan termasuk penggantiannya 100%. Saya tahu ada beberapa perusahaan asuransi yang list obat nya terbatas. Jadi kalau obat yang diberikan tidak termasuk list, ya tidak ada penggantian. Ketika Rania diopname, reimburse-nya  full. Dan ketika saya operasi yang didapat juga masih di kepala 16 juta. Dan karena saya juga klaim ke kantor, tentunya saat itu saya ucapkan... Alhamdulillah =)

Kekurangannya
Terus terang, saya jadi tergantung dengan agennya, alias teman saya itu kalau mau tanya ini itu. Beda dengan asuransi yang dijual di Bank, kalau ada apa – apa tinggal pergi ke cabang terdekat.

Asuransi pendidikan dari Manulife
Suka ada yang pandang skeptis tentang asuransi ini. Saya suka dengar ”dosa”nya sama dengan asuransi unit link, well.. based dari asuransi pendidikan ini juga memang unit link.

Then again, lihat lagi kalimat pertama pembuka post ini.
Saya dan the husband kurang lebih dibesarkan dengan kisah sendu yang sama tentang finansial. Kami kuliah dengan benar – benar menghitung uang, diliputi kekhawatiran apakah orang tua punya cukup dana sampai kami selesai kuliah.
Kami pun sama – sama (syukur Alhamdulillah) dalam situasi bisa membalas (sedikit.. oh sangat keciiiiiil) budi baik ibu kami (kami berdua yatim) dengan menyenangkan beliau, memastikan mereka hidup tenang. Berkecukupan.

Dan kami berdua setuju, it won’t happen to Rania. Rania akan mendapat ketenangan, dan insyaallah keleluasaan dalam memilih dimana dia akan sekolah. Walau tentu tarafnya belum sampai those fancy international schools.

Itu lah inti dari kami membuka asuransi pendidikan. Kalau sampai terjadi resiko pada kami, Insyaallah cukup dana Rania untuk tetap bersekolah, tanpa harus mengorbankan asset lain yang akan kami wariskan. Kalaupun harus ada adjustment, semoga cuma dari Harvard ke Nanyang. Aaaamiiien. Karena kami hanya mengandalkan diri kami. Kalaupun ada yang membantu, that’s just bonus of life. Walau  saya pribadi tidak mau, kalau anak saya ada hutang budi what so ever sama orang. No, that is not the way i was raised, and i’d like to keep it that way.

"Bego amat buka asuransi pendidikan. Lebih menguntungkan beli emas atau main saham". 
Sekarang kalau ente ga ada, sapa yang beli emas. Terhenti kan? Siapa yang mantau harga saham? Anak ente dah ngerti?

”Ribet amat sih. Udah kemakan banget omongan kapitalis. Ngga percaya apa Yang Maha Kuasa akan mencukupkan rejeki?”
Percaya. Tentu kami percaya. Tapi tentu hal itu ditambah dengan usaha dari kami dalam menjaga titipan-Nya. Dan ini bukan dana utama.  Jika nanti untuk masuk TK / SD / SMP kami belum perlu ya tidak kami ambil. Atau tetap dicairkan, tapi kami investasikan lagi.

Ishh.. emosional sekali bagian asuransi pendidikan ini. Jadi lupa intinya tentang plus poin asuransi pendidikan Manulife ;p

Yes, inti dari asuransi pendidikan biasanya jika terjadi resiko pada pemegang polis, maka premi asuransi akan dilanjutkan oleh pihak asuransi. Plus pointnya di Manulife, jika target investasi tidak terpenuhi, maka akan dipenuhi oleh Manulife.

Dan kemarin saya buat polis untuk Rania adalah bulan November. Dan dibuat umur Rania 1 tahun. Jadi nanti Rania usia 4 tahun lebih, sudah dapat cair. Cepat amat? Hey.. bukannya sekarang industri pendidikan makin menggila? Ada yang sudah mulai minta uang masuk dari anak baru lahir karena panjangnya waiting list. Jadi cuma lebih cepat beberapa bulan sih tidak terlalu istimewa ya.

Fiuuuh... itulah akhir dari polis – polis saat ini yang saya punya saat ini. Sungguh bukan postingan berbayar. Tapi kalau ada yang mau kontak agen Manulife yang menangani saya, I’d be happy to give Reynard's number. Basisnya di Jakarta, by the way.


 xoxo

JJ

*) Kenapa pengeluaran, bukan investasi? Ya bwookk.. mahal juga itu premi. Ga bo’ong deh. Kerasa banget dikeluarkan. Semoga bermanfaat

No comments: