Nganterin si shio kelinci berbaju kelinci untuk ngelus kelinci =))))
xoxo
JJ
jidat jenong
2.4.13
1.4.13
Bangkok Day 2 : Heat Stroke!
Jatujak Weekend Market : BTS Ekamai – BTS Mo Chit (TBH 40)
Berada di Bangkok ketika akhir
pekan, tentunya itinerary kami hari ini adalah pergi ke Jatujak Market. Setelah
sarapan ala kadarnya (toast + chrisantinum tea) kami berjalan ke BTS Ekamai.
Hari ini kami memutuskan untuk membeli tiket terusan harian seharga TBH
130. Rasanya lebih praktis, karena tidak
bolak – balik mengantri 2 kali (di antrian tukar uang logam lalu antrian mesin
tiket). Dan karena itinerary kami hari ini penuh, rasanya akan lebih hemat.
Sampai di Jatujak jam 8.30 untuk
mendapati… belum jam operasional! Hihihi. Ini memang infonya agak simpang siur
sih. Ada yang bilang jam 7.00 sudah buka, tapi memang supir taksi bandara
kemarin bilang baru buka jam 9.00
Baiklah.. Si Mbok cari sarapan
dulu. Makanan dan minuman banyak kok di Jatujak. Jangan khawatir. Kalau was was
itu babi atau bukan, ya tinggal pilih pad thai sayur atau pilih lah seafood. Cemilan juga melimpah. Mau yang goreng gorengan ada. Bakar bakaran juga ada. Kemudian
duduklah kami di suatu kedai, dan Mbok pesan semacam ramen, karena baru itu
yang ada. Saya tidak pesan apa – apa karena masih agak kenyang. Tak lama,
muncul lah berbagai tray dengan aneka lauk. Ishhh! Sini naksir bener sama lauk
–lauknya. Ada sardine yang disiram semacam sambel matah gitu kok harumnya
menggiurkan sekaliii. Nanti lah untuk makan siang
Oh iya, jangan lupa ambil peta Jatujak Market di pos pintu masuk.
Berguna ngga sih peta itu? Engga
juga...
Eits.. sebelum disambit sama yang
buat peta, biar saya jelaskan dulu. Jatujak Market terdiri dari ribuan kios.
Yang kami perhatikan hanya bagian yang tidak ingin kami masuki, seperti bagian
yang jual binatang. Sisanya, kami masuk di area baju, dan mulai tersesat
terkendali di dalam lorong – lorong kios *lipet map. Taroh di tas
Puluhan Bath cepat lenyap deh
disini. Ada saja alasan untuk belanja : gantungan handuk tangan berbentuk
gajah, magnet kulkas, kaos kaos lucu TBH 30 – TBH 50, Atasan bahan lace TBH150 (jenis yang dijual
kembali di ITC 140 ribu ngga boleh kurang), beli minuman, cemilan. Untuk
printilan rumah juga banyak dari lampu sampai taplak. Pun mbok dapat kain sutra
Thailand titipan teman kantor. Dan benar kata orang di forum Tripadvisor :
kalau sudah suka, dan nawar ngga dapet, jangan sok sok jual mahal ntar balik
lagi. Iya bagus kalau kiosnya ketemu. Kalau engga gimana, kakaaaak.
Ta ta tapi… ada toko yang bikin
kami betah! Ada mungkin kami disitu setengah jam. Yaitu toko tissue!
Gustiiiiiii… lucu – lucu amaaaat.
Sagala aya lah. Yang demen bikin
theme party pasti mborong deh.
Si mbok begitu tekun mengumpulkan
semua yang bertema kucing (a cat fetish that she is). Sementara saya mencari tema
xxx dan yyy untuk di dadidu dan lalilu*sok rahasia.
Saya dengan riang menjelaskan
kalau tissue itu mau di frame. Yang ternyata, menurut pemilik tokonya jangan,
karena sifat tissue yang rapuh. Dia merekomendasikan cara supaya awet. Ketika
dia menjelaskan metodenya, saya mbatin, “ini kok kayak teknik yang saya baca di blog Jeng Rika“. Sejurus kemudian si
ibu bilang “You can search it on youtube : Decoupage”. Eyalaaah.. memang bener
tho. Oke. Ada proyek nih. Di situ saya pun membeli lem dan vernish-nya. Doakan
tidak kadung malas bikinnya ya =)
Si pemilik tokonya ramah sekali.
Dan begitu tahu kami dari Indonesia (gimana engga, kami berdua suka terpekik
heboh sambil komentar), dia tambah ramah. Rupanya suaminya orang Bali. Dan baru
pindah kembali ke Thailand setelah bermukim di Bali.
Hosssh.. adrenalin rush surut
(duilee.. nyari tissue aja pake adrenalin) tiba tiba.. kliyengan. Sudah terasa
panas sekali di Jatujak, dan ternyata sudah masuk jam makan siang. Kami kembali ke
kedai awal, untuk tahu si sardine inceran sudah habis. Yastra lah.. makan mie
kuah aja.
Setelah makan, masih kliyengan juga.
Haduuu... ini mah heat stroke. Memang pas kesana, panasnya ngga nahanin banget. Kami pun sepakat mengakhiri kunjungan kami disini. Jadi.. jangan lupa kesini
bawa topi yaaa…
Oh Iya. Di Jatujak saya juga
membuktikan benar apa yang di suatu forum yang saya baca : bahwa Jatujak Market
telah menjadi kawasan turis komersial. Pembandingnya adalah jus jeruk. Di
Jatujak, ukuran small adalah TBH30 dan ukuran besar TBH50. Padahal di daerah
Sukhumvit, masing masing hanya TBH20 dan TBH30 saja. Begitu juga dengan minuman kelapa batok kecil. Beda sekitar TBH30 dari di Sukhumvit. Jreeeng!
Jim Thompson Museum House : BTC Mo Chit - interchange BTS Siam – BTS National Stadium
Setelah panas – panasan di
Jatujak… dan juga jalan turun BTS National Stadium sampai ke Jim Thompson
Museum House, senang banget mendapati areanya rindang.
JTMH ditata dengan apik. Ketika
masuk dan membayar HTM sebesar TBH 100 (sudah include tour museum dengan
guide), kami disuguhi pemandangan 2
penari tradisional dan seorang pemintal benang ulat sutra.
Kemudian karena tournya masih 20
menit, kami memutuskan untuk berkeliling. Melihat area rumah, mengintip kafe
yang rindang yang dibatasi oleh kolam ikan, lalu terdampar di tokonya, karena
ngejar dingin AC. Hihihihi. Barangnya bagus bagus bangeeett… Ada tas tangan
berbagai model, taplak, dasi, baju, boneka. Tapi karena tiap kali pegang barang yang diincer kok
harganya di atas TBH5000, ya saya taroh lagi di etalasenya =)
Group tour kami seru juga. Ada
mbak – mbak keturunan Jepang tanya “I heard he (Jim Thompson) was a CIA agent.
Is it true?”. Hihihi. Tour guidenya pun 90% artikulasi bahasa inggrisnya bisa saya
mengerti (10 % sih mungkin juga sayanya yang rada budeg ya *nyengir). Kemudian
ada sebuah peta Thailand yang di hand paint. Saya sukaaa banget. Ternyata di
souvenir shop menjual replika peta tersebut *bungkus
Sayang kami tidak boleh foto di dalam rumahnya. Ini adalah link website-nya. Kali aja ada yang tertarik =)
Ikea, Mega Bangna Mal : BTS Ekamai – BTS Udom Suk, ambil exit 5 – Free
Shuttle Bus (berdiri depan apotik)
Selesai dari JTMH, kami putuskan
untuk kembali ke hotel untuk taruh barang belanjaan, kemudian keluar lagi untuk
ke Ikea.
Dari hasil cari – cari info, Mega
Bangna termasuk mal baru (dan ternyata guedee banget). Jadi paling aman sih ya
naik rute yang telah disebut di atas. Karena supir taxi juga belum tentu tahu.
Belum lagi kalau nemu yang tidak bisa bahasa inggris sama sekali. Atau worse,
jenis taksi yang sengaja ngerjain turis.
Sampai Mega Bangna, puter – puter
sebentar, lalu langsung ke Ikea. Dan atas nama mengisi rumah, akuh agak kalap
*tertunduk malu. Tapi menjelang kasir, ada beberapa barang yang ga jadi dibeli
kok. Dimensinya kegedean, akik takut tidak masuk koper.
Selesai belanja, karena males
mikir dan udah cape banget binti kelaperan, kami ke Food Area Ikea. Selesai
makan, Mbok yang punggungya terasa sakit request naik taksi.
Untung taxi stand dekat dari Ikea. Turun lift ke lantai basement, jalan sebentar ada taxi stand resmi.
Mengangsurkan kartu nama hotel (tip : bawa kartu nama hotel, atau minta staff
hotel tuliskan tujuan pergi dalam aksara Thailand. Jadi tinggal kasih saja ke
sopir taksi. Rebes), memastikan pakai
argo, lalu masuk taksi deh.
The end hari kedua *Apaaaah???
Belum juga ketemu Tom Yam??
xoxo
JJ
27.3.13
Keep Calm And Go To Thailand : Part 1 – Berbagai Pertemuan
Heiyooo… Sudah lama juga tidak update
blog ini ya. Habisnya susah kalik cari waktu karena diamprokin kerjaan 5
orang . Untung belum terhapus
accountnya (bisa kah Google secara sepihak hapus account? *seriusnanya)
Anyway, di ujung post ini sempat berencana untuk antar botjah
ke Hello Kitty Land. Kenyataannya malah karena sempat sukses meninggalkan Rania
5 hari karena dinas kantor, saya minta ijin ke the husband untuk melakukan
girltrip. And he granted it! *sunsalim
Gerak cepat, was wes wos,
akhirnya jari kepleset booking tiket BDO – KUL – DMK . Kemudian jalur pulang
DMK – CGK. Wihuuuu. Selamat datang liburaaaaan.
Pertemuan Dengan Girl Friend
Huft.. Menurut saya, salah satu
transisi berat ketika pindah ke Bandung adalah tidak bisa sering bertemu dengan
berbagai geng (taela) pertemanan yang isinya cewek – cewek ceriwis. My life
balance. Ai micu oooool. Dulu masih bisa menenangkan diri dengan : toh di
Jakarta memang belum tentu seminggu sekali ketemunya. Bisa sebulan sekali atau
lebih lama lagi.
Tapi susah menerapkan itu ke my
besties satu ini. Karena hampir per minggu atau per 2 minggu pasti ketemuan
untuk nyushi sambil ngomongin orang. *mulut disentil sama malaikat. Bihihihihik.
Setelah pindah, tiap ke Jakarta pasti ada saja yang membuat tidak bisa
ketemuan. Sayanya yang sudah dibooking geng lain, atau dianya lagi dinas ke
luar kota. Jadi setelah 8 bulan (!!!) tidak bertemu, saya sangat menantikan
liburan bareng Mbok (panggilan saya ke dia).
Jumat tengah malam, the husband
and I picked her up di pool travel di Pasteur, karena flight kami ke Kuala
Lumpur adalalah esok harinya jam 08.30.
Pertemuan Dengan Mas Ngebetein dan Mbak Penyelamat di KLCC
There we were. Jam 7.30 sudah
cekikikan di Bandara Husein. Penerbangannya berangkat tepat waktu. Sesaat
sebelum mendarat di KLCC, crew-nya mengumumkan bahwa kedatangan kami 10 menit
lebih awal yaitu yang seharusnya jam 11.30 menjadi 11.20. Lumayan ya.
Ketika we didn't know what lie ahead us.... |
Imigrasinya… penuh! Tapi setengah
jam kelar, kemudian kami langsung berjalan cepat cari counter buat check in
lagi. Dimana area check in jauh jauh lebih penuh lagi, dan tidak ada petunjuk
konter mana untuk drop baggage ke Bangkok (kami sudah web check in beberapa
hari sebelumnya).
Sempat salah antri konter,
akhirnya pindah konter untuk ketemu mas yang bilang “You’re too late. 5 minutes
late. You can not check in your bag. I will let you in the plane and alert the
crew if your luggage is under 7 kg”. Toweeeeww.. “hla memang ini jam berapa
sih?” sambil mengedarkan pandangan cari jam dinding, dan di salah satu dinding
terpampang : jam 13.00!!!
Ini agak aneh sih. Seluruh
prosedur imigrasi 30 menit, bukannya harusnya masih jam 12.00? Bukannya jam
tiket harusnya menunjukkan local time? Dimana saya sudah meluangkan waktu 2 jam
untuk jam keberangkatan ke Bangkok. Ternyata kok jam 13.00. Kami sudah berusaha
memberi pengertian bahwa imigrasinya panjang. Tapi si mas – mas masih tegar
tidak mau check in bagasi kami. Cih!
Oh iya, kami tidak bisa naik
karena koper teman saya walaupun cabin size, tapi 8 kg. Sedangkan saya bukan
cabin-size luggage.
Seumur – umur, baru sekali ini
saya ketinggalan pesawat. Lemes. Gimana ini. Bener deh. Kalau saya tidak pergi
dengan partner yang ahli travelling, paling juga ngedeprok di pojok. Telpon
temen di KL, nginep di apartmentnya , minta ditraktir di Pavillion. *eh?
Kemudian dengan nada yang tidak
bisa ditolak, teman saya mendesak si mas “Then what do we do now? When is the
next flight to Bangkok? Where is the customer service?.” Yang akhirnya si mas
klak klik komputernya, dan memberi tahu ada pesawat berikutnya jam 14.20 yang
bisa diurus di konter 66, yang ternyata… di ujuuuung sebelah sana. Ah. Ga salah
pilih travel buddy deh. Si Mbok memang sudah capcus backpacking ke eropa, asia.
Geret koper, tentunya konter
tersebut isinya penumpang bermasalah semua, bukaaan. Auranya udah ngga sedep
deh. Ada yang rombongan teriak teriak, ada yang bolak balik melewati kami
lengkap dengan geret kopernya *sengkat!, ada yang mukanya pasrah (termasuk
saya!), ada mbak mbak hamil travel sendirian dan Nampak kelelahan.
Di tengah konter chaos itu, ada
seorang mbak customer service yang tetap ramah. Tetap tersenyum. Dengan nada
tenang “I don’t understand why you can get in the plane. Ow.. you missed the
luggage drop. You cannot.” Lalu si Mbak berhasil membantu kami untuk naik
pesawat jam 14.20 dengan tambahan biaya…… RM222 per orang. Nyesek dulu yuuk.
Yah.. berarti orang kantor kasih kuaci aja yaaa.
Lepas dari konter itu, kami harus
buru – buru lagi drop luggage karena sudah last call untuk drop baggage
penerbangan kami. Tentunya melintas ruangan luas itu lagi, karena kembali ke
konter awal. Lanjut lari – lari cari gate terminal keberangkatan. Hossh…
Hoosssh.. Aku lapaaaaarr *lalu mewek teringat pre book meal yang dipesan di
penerbangan sebelumnya
Baru juga sampai di area gate,
kami putuskan untuk take away meal di sebuah café, sudah kembali dipanggil
untuk boarding. Dadah dadah ke duty free shop yang ngga sempat diputari.
Alhamdulillah kami berhasil naik
pesawat, perjalanan lancar, turun di Don Muang Airport lengkap dengan pesen ke
“Mbok, kalau jalanan ngga macet, kita jadi lanjut nonton Callypso Show ya.
Sayang ni kalau sampai hangus juga itu tiket”. Syukurlah imigrasinya singkat saja. Lalu setelah bagagge claim kami bergerak cari taxi via tourist center.
Kemudian kami naik taxi menuju
hotel kami di Ekamai, Sukhumvit Soi 63. Ternyata traffic Bangkok cukup
bersahabat. Naik tol, turun di awal jalan Sukhumvit, dan tiba di hotel hanya
memakan waktu sekitar 40 menit.
Arrival areanya kecil. Supir taksi yang baik hati |
Sukhumvit adalah salah satu jalan
utama di Bangkok yang kira kira panjangnya dari Blok M sampai Kota. Kemudian di
kiri kanannya ada jalan kecil yang namanya Soi – kemudian angka. Jadi karena
kami datang dari arah Soi 1, ya cukup jauh juga ya ke Soi 63. Dan jangan
bayangkan bisa lihat langit seperti melintas di Jakarta. Karena sepanjang jalan
Sukhumvit terbentang BTS atau Bangkok
Sky Train.
Pertemuan Dengan Mbak Asli Thailand Baik Hati
Hotel urusan Mbok. Ternyata Hotel
yang kami inapi 4 malam ke depan merupakan chain hotel, kurang lebih sekelas
Amaris. Jadi kebayang ya. Budget hotel, ukuran kamar meuni males, sarapan ala
kadarnya, dan ada lift *penting.
Check in, ganti baju, mempelajari
peta BTS yang dikasih front office. Kemudian kami memutuskan untuk makan berat dulu. Laper bwook. Ndilalah, di seberang BTS, langsung ada mal. Malnya kecil tapi apik. Banyak tenant restaurant dan printilan Jepang. Pun disana banyak sekali keluarga Jepang seliweran. Cupacapacup pilih restaurant : ini kayaknya mahal, ya ampun ini food court babi semua, akhirnya kami saya memaksa memilih... KFC! Nyahahahaha. Benchmark dulu ayam originalnya (masih enakan disini) dan sambelnya (apalagi! lebih enak disini).
Oke. Lanjut kembali ke stasiun BTS terdekat yaitu
Stasiun Ekamai yang hanya berjarak 5 menit jalan santai dari hotel, sudah sampai di loket
tiket. Petugasnya membantu sekali. Jadi untuk beli tiket adalah dengan mesin
yang harus dengan pecahan koin Thailand Baht. Tiket antara TBH15 – TBH40,
tergantung jarak yang ditempuh. Selesai menukar koin, saya dicolek mbak mbak,
DIa mendengar kami harus ke stasiun Shapan Thaksin dan menawarkan untuk bareng.
Cikhuuuy..
Naik BTS lumayan penuh (karena
malam minggu kali ya), turun di stasiun Siam, ganti BTS, turun lagi di stasiun
yang dimaksud.
Kemudian kami mengantri untuk
naik kapal. Memang disini kami melihat antrian di 2 arah yang berbeda. Tapi
kami tenang – tenang saja. Ada si Mbak handal yang sigap minta saya mengantri
di antrian yang pendek. Jam masih menunjukkan pukul 18.20. Wihuuu.. santai ini….
Menurut info yang saya dapat, naik boatnya hanya 10 menit, sementara Callypso
Show mulai jam 20.15.
Kapal datang, Alhamdulillah
kosong. Tanpa kesulitan berarti, kami naik, dapat duduk dan mulai menikmati
pemandangan sungai Chao Praya. Tapi kok… arah kapalnya tidak sesuai peta, ke
arah Asiatique? Kemudian saya tanya si Mbak yang duduk sebelahan dengan Mbok
“Ini kapalnya akan putar arah?” yang disambut anggukan. Oke deh.
Eh tapi. Kok 10 menit kemudian tidak
ada tanda – tanda kapal berputar. Masih di arah yang sama. Saya mutar ke Mbok
“Mbok.. jangan – jangan ini mah emang ga ke Asiatique”. Lalu si Mbok ber was
wes wos dengan si Mbak. Daaaann… memang si mbak mau ke arah rumah, yang
berlawanan dengan ke Asiatique. Nyahahahaha. Baru hari pertama kok udah seru
banget gini siiiiiii.
Tapi si mbak memang murni baik
hati. Melihat 2 turis melas ini, dia langsung tanya ke kenek kapalnya di
dermaga mana bisa turun (yang tiap melewati dermaga, bak Donkey di Shrek yang
bilang “Are we there yet?” puluhan kali, saya pun bertanya “this one?” tiap
mendekati dermaga. Hihihi). Lalu akhirnya di sebuah dermaga untuk turun, kami
ucapkan terima kasih si mbak, ternyata… dia ikut turun juga! Hanya untuk
memastikan kami naik kapal yang benar untuk ke Asiatique, baru dia cari kapal
lain untuk dirinya. Ya ampuuuun.. baik banget sih Mbaaaak. Setelah salaman dan
berulang ulang bilang khop kun khab, kami pun berpisah.
berkah salah naik kapal : bisa liat landmark di malam hari, lalu dadah2 juga ke those fancy dinner cruise. | Hihihi |
Pertemuan Dengan…rrrr… Yang Dulunya Bukan Mbak Mbak
Okay. Kami akhirnya naik kapal ke
arah yang benar. Tapi sempet siiih.. nanya juga ke kenek “We want to go to
Asiatique” yang dijawab “Yea Yea.. last stop”. Amaaaan.
Sampai di Asiatique , tentunya
sudah jam 20 kurang. Hooosssh.. mana itu gedung Callypso Show? Karena kami
harus menukarkan voucher yang dibeli menjadi tiket. Karena mepet, tentunya kami
tidak sempat cari – cari makan dulu.
Masuk ke ruangan pun hampir 98%
penuh. Dan tak berapa lama, show dimulai
Akik antara melongo (mulus amat,
lincah bener), cekikikan (e buset.. gue aja ngga bisa nari kayak gitu), senep
(MULUS AMAAAAT. PADA LANGSING AMAAAAT). Selama show berlangsung, tentunya juga
sembari cari – cari yang paling cantik untuk diajak foto bareng sehabis show (jangan lupa kasih tip yaaa).
Dan pilihan jatuh ke Mbak yang mukanya agak – agak bulek.
yang kiri kecengan eikeee.. aslinya lebih cantik |
Review singkat saya… kalau budget
travel tidak terlalu ketat, ada waktu, nonton lah. Kalau pergi rombongan, dan
kamu tidak mau nonton, jangan manyun. Di area Asiatique banyak yang menarik
untuk di eksplor kok. Mulai dari makanan, toko – toko, sampai spot foto.
Itinerary hari pertama pun
Alhamdulillah tercapai. Sampai di hotel jam 00.00, maksain mandi lanjut bablas tidur.
Cubikontinyu
xoxo
JJ
25.3.13
I Want. I Make.
Songong yaaa….
Bikin apa sih, jeng?
Masakan pemula aja, pemirsa.
Hehehe.
Tiap kali saya obrak – abrik
dapur, the husband hampir selalu bilang “Aku suka lho liat kamu masak”. Yah..
namapun istri mengumpulkan pahala, bikin seneng suami lah ya… *sun salim
Sehingga, kalau tahu di akhir
pekan tidak ada acara, pasti hari sebelumnya sudah browsing resep – resep yang
gampang dimasak. Berikut masakan yang terhidang dari dapur ke meja makan, made
by me! *hidung kembang kempis of disbelief :
- Ikan Mas Goreng Kering
- Chicken Teriyaki (modal Bamboe)
- Black Pepper Beef (modal Bamboe)
- Ayam Tumis Pedas
- Tumis Buncis
- Tumis Bunga Pepaya
- Tumis Toge Teri
- Perkedel Jagung
- Thai Cassava
- Bitterbalen
I would say, rasa yang paling
enak adalah Tumis Bunga Pepaya, Perkedel Jagung, dan Thai Cassava. Yang lain,
masih so so.
And by this post, I’d like to
encourage : Hayuk, coba masak. Yang disebut di atas boleh jadi permulaan.
Karena kalau saya bisa, semua pasti bisa.
Hemm.. nyoba resep apa lagi ya?
xoxo
JJ
18.12.12
Rania The Explorer
Bali – 8 Bulan
Trip pertama naik pesawat! *yey
Browsing how-to selama di
pesawat. Menghasilkan : Susui ketika take off dan landing. OK. Noted.
Persiapan berikutnya : KO PER!
Usia 8 bulan artinya bayi sudah
apaaa? Sudah makaaaan. Dan mengusung semangat MPASI homemade, koper ukuran 20
inch isinya peralatan masak dan makan Rania saja. Ahahahaha. Ngangkut dari talenan
sampai slow cooker, dan masuk ke kabin. Pisau masuk ke koper besar yang masuk
bagasi.
Koper berikutnya yang ukuran
besar barulah isi pakaian kami bertiga. Dan kebutuhan Rania dari slaber sampai
popok, dari pakaian sampai supply obat memenuhi lebih dari ½ ruang koper.
Ini lucu banget… Saya. Dulu.
Sebelum punya anak. HEBOH kalau packing. Biasanya tas travel sudah dikeluarkan
1 minggu sebelum hari keberangkatan. Mikir mix matching baju yang akan dibawa.
Trip sesudah ada Rania? Yang ada semalamnya atau hari H berangkat baru packing.
Itu pun cuma plung plung BH, celana dalam, 2 celana panjang, atasan menyusui, pouch
skin care dan make up. Plung plung plung. Kelarrr =D
Perjalanan dimulai dengan
ngangkut Rania masih pakai piyama ke Bandara jam 04.30, karena penerbangan jam
6.15. Sampai ruang tunggu, entah kenapa
Rania muntah. Banyak. Sampai 3 x. Sampai 2x ganti baju. Langsung disugesti
“Sebentar ya Nak.. hirup udara pantai. Sehat ya, Nak”
Sampai di Bali langsung ngejar
makan ke the famous Mak Beng di Sanur. Ndilalah, hotel yang diinapi, ternyata berada
di perempatan sebelum masuk ke Mak Beng! Tapi selesai makan pun tidak langsung
ke hotel untuk check in. Kami mencari supermarket dulu untuk beli buah, sayur,
daging Rania untuk selama di Bali.
Dan jadilah, tiap pagi, kamar
sebelah yang ditempati ipar dan Mbak Sri menguarkan bau kaldu atau daging.
Hasil masak di takahi. Hihihi.
i wonder what was on her mind. Kepanasankah? Apa ini yang dipijak? |
It was a FUN trip!
Sekarang Rania sudah bisa lari
lari, pengen deh trip ke Bali lagi. Melepas dia berlarian di pantai dan
bermandikan matahari pagi.
Makassar – 10 Bulan
Sudah diposting disini.
But I haven’t mention that during
our flight home, Rania flirt dengan pramugaranya. NGIKUT SIAPA INIIII Emang
cakep sih. Kebule bulean gitu. Jadi tiap kali si pramugara lewat, Rania akan
teriak “aaah!!” trus karena lagi fase teething, jarinya dimasukin ke mulut
sambil nyengir, mata berbinar binar dan badan goyang ke kanan kiri.
Diculiklah sebentar sama
pramugara. Ga nangis. Makin nyengir nyengir. Bole.. bole juga nak.. selera kamu
;p
Solo – 13 Bulan
Ke Solo 2 kali dalam 1 bulan.
Pertama tentu pas mudik Inilah
trip pertama yang Mbak Sri ngga ikut. Hoooosssshh… Mbak Sri cuti 2 minggu!
Aku gemvoooor. Rania itu mostly
maunya sama saya. Dan sudah mulai ni.. fase nangis heboh di depan pintu kamar
mandi, nungguin saya mandi. Kikikik. Trus, ketemu triknya. Pokoknya Rania itu
ngga bisa ngeliat punggung saya. Ngga bisa banget. PASTI nangis. Hihihi.
Jadilah ngga Ayahnya, Eyangnya,
Miminya sibuk mengalihkan perhatian biar saya bisa mandi dengan tenang.
Belum makannya. Rania GTM 3 hari pertama ditinggal Mbak Sri.
Azab buat ibu yang ga masakin anaknya kali ya.. sigh… tapi jadinya nyusunya
posesif banget. Gemeeeets.
Untung Rania sudah lewat 1 tahun,
saya sudah mulai mengendurkan MPASI homemade. Hari ke empat GTM belilah lasagna
Pizza Hut. Nyaris habis! Wihuuuuu…
Dan malah berlanjut besoknya,
mulai mau makan masakan yang saya masak. Biasanya sop sopan gitu. Me happy!
Dan sorenya dengan naik becak (si bocah tegang amat naik becak!) , melipir beli nasi liwet dan tempe bacem, which she enjoyed. HA! Rania anak Jawa, husbaaaand.. bukan anak Palembang.. lalalala *mulai sukuisme
Dan sorenya dengan naik becak (si bocah tegang amat naik becak!) , melipir beli nasi liwet dan tempe bacem, which she enjoyed. HA! Rania anak Jawa, husbaaaand.. bukan anak Palembang.. lalalala *mulai sukuisme
The happiness also karena
kepuasan pribadi . Ternyata, bisa lho ngurus Rania sendiri. Dan Rania juga manis
sekali. Pulang – pergi naik pesawat, setelah take off, bobok aja.
Baru seminggu di Bandung setelah
mudik, wiken depannya ada berita duka yang membuat kami harus kemabali ke Solo.
Ndilalah mertua dan ipar – ipar saya juga ikut. Karena mau nonton pertunjukan
Matah Ati.
Intermezzo, Matah Ati tampil di kota sendiri…. It was magical! Sigh..
pengen nonton lagi. I miss you grup sahita, adegan perang
Strategi penerbangan adalah,
landing di kota tujuan. Jadi rute untuk :
Berangkat, naik mobil ke bandara
Soekarno Hatta untuk penerbangan Jakarta – Solo
Pulang, naik mobil ke bandara Adi
Sucipto untuk penerbangan Yogyakarta – Bandung
Perjalanan pergi lancar.
Perjalanan pulang…. Adalah
pertama kali saya longer tweet akibat kueseeel luar biasa sama Merp4t1 Ingkar
Janji!
Penerbangan jam 14.30, kami
mengantisipasi sudah check out hotel di Solo jam 10.00. Sampailah Bandara Adi
Sucipto jam 12.30.
Check in. Masuk ruang tunggu.
Mendapati bahwa penerbangan di-delay 1 jam. Pffft… we suspected this. Typical.
Jadi kami melihat pesawat Garuda
(atau citilink) Yogya – Jakarta take off.
Kemudian. Delay lagi satu jam.
Menjadi 16.30. Kami melihat Lion Air Yogya – Jakarta take off. Dan 1 pesawat
lagi juga dengan tujuan Jakarta.
Menjelang jam 17.30, dibagikan
snack complimentary telat. Cisss.. Punya saya ada 1 helai rambut pula.
Eeeewww.. siapa ini vendor kateringnya? *jewer
Dan di jam 17.30 pengumuman
membahana di ruang tunggu “Pesawat Merp4t1 Air Yogya – Bandung dibatalkan” Say
whaaattt?
Skip aja ya bagian marah – marah
di counter sampai refund uang.
Masalahnya sekarang, now what?
Ada mertua saya yang lanjut usia,
sampai Rania yang belum pernah jalan darat lebih dari 5 jam. Pesawat ke Jakarta
sudah tidak ada (sudzonnya saya, memang ini maskapai menunggu sampai
penerbangan terakhir ke Jakarta take off baru diumumin batal), kereta juga
tidak dapat.
Akhirnya singkat cerita, memang
jalannya sudah harus begitu. Kami dapat sewa innova plus sopir. Out of nowhere, the
husband dapat charteran. Alhamdulillah.
Seating arrangement : The husband
di depan, baris tengah ada saya, Rania, Ibu mertua, Mbak Sri, dan baris
terakhir kedua ipar saya plus barang – barang. It was a long-and-tiring-almost-10-hours
journey. Rania mulai jam 22.00 rewel. Mungkin dia akhirnya terbiasa tidur berbaring, kok ini sudah lama kenapa masih
digendong. Ipar saya ketika masuk jalan berkelok mual dan muntah – muntah.
Sampai jam 03.00 gantian tempat duduk dengan Mbak Sri.
Sampai Bandung jam 06.00 saya
langsung mandi dan ngantor, setelah sebelumnya ijin ke atasan bahwa akan datang terlambat.
So Merp4t1… Kampretooooosss
Singapura – 17 Bulan
Trip paling anyarrr…..
Kali ini cuma duet antara saya
dan kakak saya, ngantar Rania liat Merlion sampai USS.
Ikut tour dalam rangka acara
kantor, dimana alamaaak.. jadwalnya padat banget!
Rania sudah tidak bisa disebut
bayi ya.. Di usia 18 bulan artinya Rania sudah masuk ke batita – bawah 3
tahun. Pun badan sepertinya termasuk bongsor untuk seumurannya.
Sepertinya?
Hla.. wong 2 bulan ini si bayi
nangis melulu tiap mau ditimbang atau diukur tinggi badan pas suntik vaksin ke
dokter. Persentil? Alhamdulillah saya mah liat Rania lahap makan, ceria, jadi
tidak terlalu mikirin persentil, kurva normal, yada yada seperti itu.
Sepertinya bongsor, Karena kalau
jalan ke mall, sering banget dikira sudah lewat 2 tahun. Termasuk sering ditanya cewek atau cowok
karena emaknya ngga doyan dandanin anaknya warna pink. Pun, dengan play
date anak tetangga yang beda umur 2 minggu (Rania lahir belakangan), Rania
terlihat jauh lebih besar. DNAnya obvious banget ya… Hla ibu dan bapaknya
tinggi besar begini.
Ish.. ngelantur
Di short trip ini. Pertama
kalinya. Dalam hidup saya. Dalam liburan : PERLU KOYO DI HARI PERTAMA!
Mwahahahahaha.
Bawa kakak dengan harapan bisa
gantian gendong, ternyata Rania cuma mau digendong sama saya, atau jalan. Memang
strollernya tidak dibawa, karena bocahnya bete kalau didudukan di stroller.
Astaga… otot lengan saya kiri dan kanan langsung kemeng. Salut deh sama
Angelina Jolie. Resep mbaknya apa siii.. bisa gebol anak, 1 di kanan dan 1 di kiri?
her distinguished expression kalau dengar suara yang menarik. Yang kanan bandel banget yaaa. gemeeeesss. |
siapa copy writer "anak life ready"? monggo copy writer : "precise development" |
Rania is such a sweetheart. Selama di Sing, rewelnya manageable (gitu ga si spellingnya?) banget. Rewelnya keciri. Kalau ngantuk mau tidur atau bete diajak jalan lagi, sementara dia mau kongkow liat air mancur pas di Nge Ann City .
Momen terharu adalah pas ibunya mau belanja di Bugis Street hari terakhir, Rania tiba - tiba sudah terlelap digendong. Pengertian banget sii.. ibunya mau ribet milih - milih belanjaan. Lopelopelope yuuuuuu.
Momen paling stress justru pas sudah mau pulang. Entah kenapa, Rania cranky banget. Nyusu ga mau, dilarang ngacak - ngacak toko ngambek. Mungkin cape ya.. ikut tour nan padat. Jadilah dia menangis sekuat tenaga, sepenuh hati di... Area Imigrasi yang maha penuh. All eyes were on us. Saya akui, saya pun sudah cape. Jadi sempat saya diamkan saja Rania menangis di gendongan saya. Sampai akhirnya saya bilang "Nyanyi yuk, Nak" Mulailah saya menyanyi dan dia terdiam. Tapi begitu lagunya selesai dia nangis lagi. Nyanyi lagi deeeh.. ga putus putus. Dan tentunya sudah bisa ketebak, sebenernya cranky karena ngantuk. Tapi dese masih pengen main. Mojok deh di suatu sudut untuk nyusuin Rania, sementara kakak masih cari belanjaan.
Intermezzo urusan nyusu. Yastra lah ya.. i think i flashed my boobs all over Sing. Di berbagai restauran mulai Orchard sampai Sentosa, di bus tour. Hailed to nursing tank top lah! Sampai I seriously mau buka usaha nursing wear.
Highlightnya tentu saja hari kedua di USS. Ya ampun bwoookkk... Lengkap kurva titik - titik highest and lowest happiness and cape-ness.
Mulai dari si bocah cranky kepanasan sampai pup tapi ga mau diganti.
Sampai meihat si bocah happy banget main air, ngacak - ngacak toko, makannya pinter. Ah.. it's beyond word. Foto - foto aja yaaaa
Momen terharu adalah pas ibunya mau belanja di Bugis Street hari terakhir, Rania tiba - tiba sudah terlelap digendong. Pengertian banget sii.. ibunya mau ribet milih - milih belanjaan. Lopelopelope yuuuuuu.
Momen paling stress justru pas sudah mau pulang. Entah kenapa, Rania cranky banget. Nyusu ga mau, dilarang ngacak - ngacak toko ngambek. Mungkin cape ya.. ikut tour nan padat. Jadilah dia menangis sekuat tenaga, sepenuh hati di... Area Imigrasi yang maha penuh. All eyes were on us. Saya akui, saya pun sudah cape. Jadi sempat saya diamkan saja Rania menangis di gendongan saya. Sampai akhirnya saya bilang "Nyanyi yuk, Nak" Mulailah saya menyanyi dan dia terdiam. Tapi begitu lagunya selesai dia nangis lagi. Nyanyi lagi deeeh.. ga putus putus. Dan tentunya sudah bisa ketebak, sebenernya cranky karena ngantuk. Tapi dese masih pengen main. Mojok deh di suatu sudut untuk nyusuin Rania, sementara kakak masih cari belanjaan.
Intermezzo urusan nyusu. Yastra lah ya.. i think i flashed my boobs all over Sing. Di berbagai restauran mulai Orchard sampai Sentosa, di bus tour. Hailed to nursing tank top lah! Sampai I seriously mau buka usaha nursing wear.
Highlightnya tentu saja hari kedua di USS. Ya ampun bwoookkk... Lengkap kurva titik - titik highest and lowest happiness and cape-ness.
Mulai dari si bocah cranky kepanasan sampai pup tapi ga mau diganti.
Sampai meihat si bocah happy banget main air, ngacak - ngacak toko, makannya pinter. Ah.. it's beyond word. Foto - foto aja yaaaa
bete kepanasan, sementara si ibuk semangat cari prince charming buat dese |
tak lupa melengkapi foto zaman honeymoon dulu |
wahananya Rania : ngacak2 toko dan main air mancur. Look at that smile! |
terhoki : foto dengan char, tanpa ada yang antri!!! bahkan mission accomplished : ketemu Prince Charming |
Berapa banyak wahana yang saya naiki? NOOOOL. hahahaha. Kakak saya pun ngga naik apa - apa. It's okay. I don't mind at all. Hari itu USS penuh nuh nuh. Males banget bahkan untuk mengantri. Untung gratis ke sana. Kalau udah kayak cendol gitu, penting banget ikutan VIP tour kayak Leija. Terus dadah dadah sama antrian
USS ini free sampai dengan umur 4 tahun lho.. *lirik mencibir ke theme park indoor Indonesia yang bayi usia 1 hari juga dicharge tiket full
Dan saya menyarankan ibuk - ibuk dengan anak balita di USS untuk beli balon! Rania pecinta balon banget. Jadi di tempat jualan balon pertama juga saudah beli, biar anaknya hepi. Dan kalau lihat ada balon lagi, tinggal berucap "Iya.. Rania juga sudah punya balon". Bonus point, ikat balon itu ke baju anak, jadi kemana - mana tinggal liat itu balon, si bocah lagi melipir kemana (kalau lagi di toko, saya mengendorkan penjagaan). Owh.. dan pilihlah balon yang ada tulisan USSnya. . It looked good on pictures. Myahahahaha. *cetek
Si ibu medit sempat determine untuk balon ini sampai di Bandung. SGD10, bwook! Eh.. di ruang tunggu, pramugarinya lewat sambil bilang "ini balon ga bisa naik pesawat ya. Ga boleh" *hati sang ibuk langsung pilu
But yet, walau setelah pulang, tulang di badan mau coplok semua, again... Ada perasaan bangga. I made it. We made it. Alhamdulillah
USS ini free sampai dengan umur 4 tahun lho.. *lirik mencibir ke theme park indoor Indonesia yang bayi usia 1 hari juga dicharge tiket full
Dan saya menyarankan ibuk - ibuk dengan anak balita di USS untuk beli balon! Rania pecinta balon banget. Jadi di tempat jualan balon pertama juga saudah beli, biar anaknya hepi. Dan kalau lihat ada balon lagi, tinggal berucap "Iya.. Rania juga sudah punya balon". Bonus point, ikat balon itu ke baju anak, jadi kemana - mana tinggal liat itu balon, si bocah lagi melipir kemana (kalau lagi di toko, saya mengendorkan penjagaan). Owh.. dan pilihlah balon yang ada tulisan USSnya. . It looked good on pictures. Myahahahaha. *cetek
Si ibu medit sempat determine untuk balon ini sampai di Bandung. SGD10, bwook! Eh.. di ruang tunggu, pramugarinya lewat sambil bilang "ini balon ga bisa naik pesawat ya. Ga boleh" *hati sang ibuk langsung pilu
But yet, walau setelah pulang, tulang di badan mau coplok semua, again... Ada perasaan bangga. I made it. We made it. Alhamdulillah
So what’s next?
Insyaallah Rania’s 1st
trip dengan kereta di akhir Januari, untuk ke Solo menghadiri resepsi
pernikahan sepupu
And then maybe, if the husband
grant my wish, pergi dengan teman nganterin Rania ke Hello Kitty Land (ibu picik mengatasnamakan anak, padahal dia yang
kepengen) sebelum usia 2 tahun, biar masih dapat harga penerbangan
infant. Wish us luck!
xoxo
Iyut
Subscribe to:
Posts (Atom)