Adalah jauh lebih penting ketimbang
rumah beautifully decorated. Kalimat rapalan saya, sebagai pelipur lara yang
masih dalam tahap denial, karena : kenapa apa – apa harganya mahaaaaall?? (Ya
loe juga sih, Yut. Sapa suruh boros)
Tapi bener kok. 100000%. Buat kami
the husband yang bangun rumah dengan nyaris menguras seluruh tabungannya saking
rasa sayange sama istrinya (perlu kantong kertas buat munti?) dan anaknya, our
main concern pada tahap perencanaan adalah, bagaimana membangun rumah yang
sehat, rumah yang aman. Terutama dengan adanya batita yang makin hari makin suka
bereksplorasi *ketjoepsajangboeatRaniaTheExplorer
Apalagi saya selalu terngiang
kelakuan kakak, laki – laki semata wayang, sang duli paduka penerus nama
keluarga, yang ketika usia 5 tahunan sudah sukses buat ibu saya sport jantung
karena mau nyolok garpu besi ke steker listrik. Dowar!!!
Anyway, these are few things yang
kami terapkan. Would love to hear you guys share tips – tips rumah sehat rumah
amannya =)
Air Bersih
Inget banget postingan Nita yang ini. (makasih ya, Nit. Berguna banget)
Tidak…. Kami tidak sampai ambil
sample air dan tes ke Sucofindo. Concern-nya hanya di jarak sumur ke resapan
septic tank. Langsunglah tanya ke the husband :
“Sumur dimana sumur?” – kiri belakang
“Septic tank?” – kanan depan
Dan karena rumah kami terletak
dalam kompleks semacam kluster yang dibangun sedjak tahoen 1995, jadi tiap
rumah kurleb dirancang dengan layout yang sama.
Pfiuuh… dengan garis diagonal,
yang artinya garis terpanjang dari luas lahan yang lebih dari 10 m, semoga
sudah masuk dalam kriteria aman dalam penyediaan air bersih ya.
Air PAM Alhamdulillah nyala… dua
hari sekali.. zzzt. Air sumur, deras malam hari sampai subuh. Dan dengan menimbang perlunya menampung air
bersih, kami pun sedia 2 torant air masing – masing berkapasitas 250L
(huhuhahahahaaa) lengkap dengan filter air nya. Over prepared much? =p
Cahaya Matahari & Pertukaran Udara
Rumah kami menghadap ke utara, dimana
di pagi hari mendapat cahaya matahari pagi yang berlimpah. Sehingga sengaja
semua kamar tidur (well, kecuali kamar tidur Mbak Sri) menghadap depan, lengkap
dengan jendela bukaan besar plus loster. Say hello to natural light dan
penghuni rumah (se)harus(nya) bisa bangun pagi!
Ditambah pula, genteng yang
persis di atas void di area tangga menggunakan genteng transparan. Alhamdulillah
lantai kedua sampai sore tidak perlu menyalakan lampu. Sementara lantai bawah
masih harus di bantu 1 lampu dinyalakan agar penerangan jauh lebih baik.
Di kamar mandi dan dapur juga
dilengkapi dengan glass box. Dapur ditambah dengan exhaust. Bukaaan… bukan
exhaust canggih cooker hood gituuu. Jenis exhaust tanam dinding yang musti
diceklekin. Insyaallah fungsinya sama =)
Sering kali masuk rumah sih
Alhamdulillah lebih adem (tapi ga berkesan lembab) dari luar. Semoga menandakan
sirkulasi yang baik =)
Tangga
Di depan anak tangga pertama,
dipasang pintu setinggi pegangan tangga, demi mencegah Rania The Explorer ujug2
sudah di anak tangga ke 8 *hati mencelos, keringet dingin, si batita cengar
cengir
Tepian anak tangga dibuat tumpul.
Dengan menggunakan kuku macan. Per piece-nya kalau tidak salah enam ratus
rupiah.
Jenis keramik pun dipilih yang
agak kasar, sehingga tidak mudah selip
Teralis
Bye bye sudah keinginan punya rumah
tanpa teralis bak rumah bule. Teralis selain terpasang di jendela, juga
terpasang di balkon void tangga juga area jemuran.
Semoga dengan interior yang
tepat, tidak terkesan terpenjara dalam rumah ya =)
Soket Listrik
Soket listrik paling rendah
diletakkan setinggi bahu saya. Dan kami pilih jenis soket yang harus diputar
dulu, baru bisa masuk ke lubangnya.
Keramik lantai kamar mandi
Sepertinya sempat disebut di
postingan ini mengenai kegundahan (halah!) memilih keramik lantai kamar mandi.
Habis gimana dong? Konon 2 tempat yang menempati peringkat teratas untuk
kecelakaan domestik adalah di dapur dan kamar mandi. Dimana untuk kamar mandi,
hal yang sering kejadian adalah kepleset
akibat lantai licin.
And I grew up dengan ibu yang
cleancoholic, dimana daftar bersih – bersih rumah termasuk sikat kamar mandi
tiap 3 hari, terkait dulu almarhum Bapak tidak bisa menengokkan maupun
menundukkan kepala. Jadi we were…I mean… are still really really extra careful
about flooring.
Jadi, sudah bisa ditebak,
pemilihan lantai kamar mandi prosedurnya termasuk mengelus – ngelus itu
keramik. Jika dirasa licin, ya tidak dipilih.
Korden
Walaupun korden belum dibeli,
tapi we I already had something in mind. Tidak akan ada kerai kayu atau
kerai apapun yang melibatkan adanya tali kecil menjuntai. Banyak kecelakaan
akibat imajinasi anak akan tali kecil menjuntai *merinding. Korden cukup dengan
railing di atas, kemudian dipasang ring untuk hanya ditarik ke kiri ke kanan
untuk membukanya.
Tumpul. Tumpul. Tumpul
Baik di tangga, seperti yang
sudah disebutkan di atas. Kemudian tempat tidur, lemari, kitchen set yang
handmade yang masih dalam pengerjaan – sang tukang sudah diwanti – wanti untuk
membuat semuanya bersudut tumpul. Laci dapur tidak ada kenop, melainkan dibuat
lekukan untuk membuka.
xoxo
JJ
No comments:
Post a Comment