Sibuk. Dan kehilangan mood nge-blog
Ceileileileeee.. gaya amat, seus.
Tapi syukur alhamdulillah sibuk, kan? Semoga tidak
secuil pun keluhan keluar dari mulut. Karena Ibu mertua pernah bilang ”Alhamdulillah
sibuk. Alhamdulillah punya pekerjaan. Coba lihat di luar sana, berapa banyak
yang tidak punya pekerjaan. Yang ngga tahu, nanti malam bisa makan atau tidak”
*jleb!
Dalam hal pekerjaan, cukup menyita waktu 3 bulan
ini. Most likely, saya saja yang belum bisa beradaptasi ya. Ples debitur maunya banyak. Pernah bikin nota tanpa henti termasuk revisi -
revisinya. Pernah dalam seminggu baru keluar kantor jam 22.00 selama 3 hari
berturut – turut. Pernah sampai lembur hari Sabtu. Pernah berpikir untuk mulai
bisnis supaya bisa pensiun dini, ta ta ta tapi bagaimana nyelipin waktunya?
Kalau sampai rumah sudah malam sisa buat mandi, makan buru buru kemudian nempel
ke Rania.
Dalam hal akhir pekan, yang harusnya untuk isi
ulang energi ya... Rasanya baru 2 hari di akhir pekan yang leyeh leyeh di
rumah. Sisanya? Kondangan, hari mencuci + belanja bulanan, ke Jakarta, liburan
ke Bali, liburan ke Makassar, full ngurus Rania karena BS cuti + the husband
ada kerjaan. Kok badan ngga kurus – kurus siii (tu kan.. janjinya ngga
ngeluh).
Dan dengan bangga.. saya sudah lulus nge-mal berdua
saja dengan Rania lho. Lengkap bawa stroller, baby bag dan thermos jar isi bubur dan buah. I even managed to do some shopping. Ikh.. gitu aja
pamer. Ikh.. biar aja *ngemeng sendiri.
Dalam
hal bangun rumah, baru minggu kemarin agak sibuk dengan pencarian tegel untuk
seluruh ruangan. Tegel kunci sekitar 16m2 terakhir dikonfirmasi, sudah sesuai jadwal akan
selesai awal Juli. Tegel kamar utama, karena ngga sanggup beli dan merawat
lantai parket, ada solusi cemerlang untuk beli keramik dengan motif parket!
Cikhuy! Bungkus! Untuk lantai sisanya, sudah menentukan 3 pilihan nuansa beige
biar kesannya hangat. Tinggal ada stoknya yang mana. Manalah disangka kalau
ganjalannya di tegel kamar mandi! Bolak balik memadankan antara buat dinding
dan lantai, gagal maning. Yang ngga ada stok, yang ukurannya beda antara dinding
dan lantai, yang adanya KW3. Lecek deh jadinya 3 jam keluar masuk toko bangunan. Hoossssh..
akhirnya di ujung putus asa, diputuskan untuk ambil merk yang sebenarnya
dihindari (karena mahal untuk ukuran kami). Tapi merk itu sudah 1 seri antara
lantai dan dinding kamar mandi. Hossh.. semoga rebes. Hlo? Kok semoga? Hla
iya.. saat ini baru dalam tahap mencatat kode dan butuhnya berapa meter persegi
dan diserahkan ke orang kepercayaan the husband untuk beli.
Iya, rumah kami dibangun memang sistemnya hanya
memborong pekerja. Untuk bahan, beli sendiri. Hasil konsultasi ke beberapa
orang. Supaya pemborong ga ”main” dengan bahan bangunan. Dan syukurlah ada
orang kepercayaan the husband yang juga bantu mengawasi pembangunan setiap
hari. Ngga kebayang kalau tidak ada,
stressnya kayak apa. Ini aja we already fought about this and that. Hehehe.
Rumah
ini memang sedang jadi prioritas pikiran kami setelah Rania. Ketakutan utama
adalah, uangnya tidak cukup. Getting a loan is not an option so far. Instead,
kami akan melepas beberapa keping LM (plis harganya naik dooong). Oh well, they
said there are a time to plant and a time to reap. Tapi reap ini (jual LM)
adalah untuk plant (bangun rumah), sehingga insyaallah we’re on a good track ya.
The exciting thing is, insyaallah rumah akan selesai sebelum lebaran. Padahal sampai hari ini baru berjalan 2 bulan 3 minggu. Yeyy!
Untuk sementara, saya temukan cara jitu untuk rem hawa belanja :
Tas inceran = lunasin invoice tegel kunci
Tiket Maroon5 = harga kloset kamar mandi
Tab = sebagian invoice kusen & teralis
Life's good =)
Xoxo
JJ
No comments:
Post a Comment