Jatujak Weekend Market : BTS Ekamai – BTS Mo Chit (TBH 40)
Berada di Bangkok ketika akhir
pekan, tentunya itinerary kami hari ini adalah pergi ke Jatujak Market. Setelah
sarapan ala kadarnya (toast + chrisantinum tea) kami berjalan ke BTS Ekamai.
Hari ini kami memutuskan untuk membeli tiket terusan harian seharga TBH
130. Rasanya lebih praktis, karena tidak
bolak – balik mengantri 2 kali (di antrian tukar uang logam lalu antrian mesin
tiket). Dan karena itinerary kami hari ini penuh, rasanya akan lebih hemat.
Sampai di Jatujak jam 8.30 untuk
mendapati… belum jam operasional! Hihihi. Ini memang infonya agak simpang siur
sih. Ada yang bilang jam 7.00 sudah buka, tapi memang supir taksi bandara
kemarin bilang baru buka jam 9.00
Baiklah.. Si Mbok cari sarapan
dulu. Makanan dan minuman banyak kok di Jatujak. Jangan khawatir. Kalau was was
itu babi atau bukan, ya tinggal pilih pad thai sayur atau pilih lah seafood. Cemilan juga melimpah. Mau yang goreng gorengan ada. Bakar bakaran juga ada. Kemudian
duduklah kami di suatu kedai, dan Mbok pesan semacam ramen, karena baru itu
yang ada. Saya tidak pesan apa – apa karena masih agak kenyang. Tak lama,
muncul lah berbagai tray dengan aneka lauk. Ishhh! Sini naksir bener sama lauk
–lauknya. Ada sardine yang disiram semacam sambel matah gitu kok harumnya
menggiurkan sekaliii. Nanti lah untuk makan siang
Oh iya, jangan lupa ambil peta Jatujak Market di pos pintu masuk.
Berguna ngga sih peta itu? Engga
juga...
Eits.. sebelum disambit sama yang
buat peta, biar saya jelaskan dulu. Jatujak Market terdiri dari ribuan kios.
Yang kami perhatikan hanya bagian yang tidak ingin kami masuki, seperti bagian
yang jual binatang. Sisanya, kami masuk di area baju, dan mulai tersesat
terkendali di dalam lorong – lorong kios *lipet map. Taroh di tas
Puluhan Bath cepat lenyap deh
disini. Ada saja alasan untuk belanja : gantungan handuk tangan berbentuk
gajah, magnet kulkas, kaos kaos lucu TBH 30 – TBH 50, Atasan bahan lace TBH150 (jenis yang dijual
kembali di ITC 140 ribu ngga boleh kurang), beli minuman, cemilan. Untuk
printilan rumah juga banyak dari lampu sampai taplak. Pun mbok dapat kain sutra
Thailand titipan teman kantor. Dan benar kata orang di forum Tripadvisor :
kalau sudah suka, dan nawar ngga dapet, jangan sok sok jual mahal ntar balik
lagi. Iya bagus kalau kiosnya ketemu. Kalau engga gimana, kakaaaak.
Ta ta tapi… ada toko yang bikin
kami betah! Ada mungkin kami disitu setengah jam. Yaitu toko tissue!
Gustiiiiiii… lucu – lucu amaaaat.
Sagala aya lah. Yang demen bikin
theme party pasti mborong deh.
Si mbok begitu tekun mengumpulkan
semua yang bertema kucing (a cat fetish that she is). Sementara saya mencari tema
xxx dan yyy untuk di dadidu dan lalilu*sok rahasia.
Saya dengan riang menjelaskan
kalau tissue itu mau di frame. Yang ternyata, menurut pemilik tokonya jangan,
karena sifat tissue yang rapuh. Dia merekomendasikan cara supaya awet. Ketika
dia menjelaskan metodenya, saya mbatin, “ini kok kayak teknik yang saya baca di blog Jeng Rika“. Sejurus kemudian si
ibu bilang “You can search it on youtube : Decoupage”. Eyalaaah.. memang bener
tho. Oke. Ada proyek nih. Di situ saya pun membeli lem dan vernish-nya. Doakan
tidak kadung malas bikinnya ya =)
Si pemilik tokonya ramah sekali.
Dan begitu tahu kami dari Indonesia (gimana engga, kami berdua suka terpekik
heboh sambil komentar), dia tambah ramah. Rupanya suaminya orang Bali. Dan baru
pindah kembali ke Thailand setelah bermukim di Bali.
Hosssh.. adrenalin rush surut
(duilee.. nyari tissue aja pake adrenalin) tiba tiba.. kliyengan. Sudah terasa
panas sekali di Jatujak, dan ternyata sudah masuk jam makan siang. Kami kembali ke
kedai awal, untuk tahu si sardine inceran sudah habis. Yastra lah.. makan mie
kuah aja.
Setelah makan, masih kliyengan juga.
Haduuu... ini mah heat stroke. Memang pas kesana, panasnya ngga nahanin banget. Kami pun sepakat mengakhiri kunjungan kami disini. Jadi.. jangan lupa kesini
bawa topi yaaa…
Oh Iya. Di Jatujak saya juga
membuktikan benar apa yang di suatu forum yang saya baca : bahwa Jatujak Market
telah menjadi kawasan turis komersial. Pembandingnya adalah jus jeruk. Di
Jatujak, ukuran small adalah TBH30 dan ukuran besar TBH50. Padahal di daerah
Sukhumvit, masing masing hanya TBH20 dan TBH30 saja. Begitu juga dengan minuman kelapa batok kecil. Beda sekitar TBH30 dari di Sukhumvit. Jreeeng!
Jim Thompson Museum House : BTC Mo Chit - interchange BTS Siam – BTS National Stadium
Setelah panas – panasan di
Jatujak… dan juga jalan turun BTS National Stadium sampai ke Jim Thompson
Museum House, senang banget mendapati areanya rindang.
JTMH ditata dengan apik. Ketika
masuk dan membayar HTM sebesar TBH 100 (sudah include tour museum dengan
guide), kami disuguhi pemandangan 2
penari tradisional dan seorang pemintal benang ulat sutra.
Kemudian karena tournya masih 20
menit, kami memutuskan untuk berkeliling. Melihat area rumah, mengintip kafe
yang rindang yang dibatasi oleh kolam ikan, lalu terdampar di tokonya, karena
ngejar dingin AC. Hihihihi. Barangnya bagus bagus bangeeett… Ada tas tangan
berbagai model, taplak, dasi, baju, boneka. Tapi karena tiap kali pegang barang yang diincer kok
harganya di atas TBH5000, ya saya taroh lagi di etalasenya =)
Group tour kami seru juga. Ada
mbak – mbak keturunan Jepang tanya “I heard he (Jim Thompson) was a CIA agent.
Is it true?”. Hihihi. Tour guidenya pun 90% artikulasi bahasa inggrisnya bisa saya
mengerti (10 % sih mungkin juga sayanya yang rada budeg ya *nyengir). Kemudian
ada sebuah peta Thailand yang di hand paint. Saya sukaaa banget. Ternyata di
souvenir shop menjual replika peta tersebut *bungkus
Sayang kami tidak boleh foto di dalam rumahnya. Ini adalah link website-nya. Kali aja ada yang tertarik =)
Ikea, Mega Bangna Mal : BTS Ekamai – BTS Udom Suk, ambil exit 5 – Free
Shuttle Bus (berdiri depan apotik)
Selesai dari JTMH, kami putuskan
untuk kembali ke hotel untuk taruh barang belanjaan, kemudian keluar lagi untuk
ke Ikea.
Dari hasil cari – cari info, Mega
Bangna termasuk mal baru (dan ternyata guedee banget). Jadi paling aman sih ya
naik rute yang telah disebut di atas. Karena supir taxi juga belum tentu tahu.
Belum lagi kalau nemu yang tidak bisa bahasa inggris sama sekali. Atau worse,
jenis taksi yang sengaja ngerjain turis.
Sampai Mega Bangna, puter – puter
sebentar, lalu langsung ke Ikea. Dan atas nama mengisi rumah, akuh agak kalap
*tertunduk malu. Tapi menjelang kasir, ada beberapa barang yang ga jadi dibeli
kok. Dimensinya kegedean, akik takut tidak masuk koper.
Selesai belanja, karena males
mikir dan udah cape banget binti kelaperan, kami ke Food Area Ikea. Selesai
makan, Mbok yang punggungya terasa sakit request naik taksi.
Untung taxi stand dekat dari Ikea. Turun lift ke lantai basement, jalan sebentar ada taxi stand resmi.
Mengangsurkan kartu nama hotel (tip : bawa kartu nama hotel, atau minta staff
hotel tuliskan tujuan pergi dalam aksara Thailand. Jadi tinggal kasih saja ke
sopir taksi. Rebes), memastikan pakai
argo, lalu masuk taksi deh.
The end hari kedua *Apaaaah???
Belum juga ketemu Tom Yam??
xoxo
JJ
1 comment:
Duh seandainya saya bida menemukan tempat tissue itu..coz januari mau kesana
Post a Comment