1.4.13

Bangkok Day 2 : Heat Stroke!

Jatujak Weekend Market : BTS Ekamai – BTS Mo Chit (TBH 40)

Berada di Bangkok ketika akhir pekan, tentunya itinerary kami hari ini adalah pergi ke Jatujak Market. Setelah sarapan ala kadarnya (toast + chrisantinum tea) kami berjalan ke BTS Ekamai. Hari ini kami memutuskan untuk membeli tiket terusan harian seharga TBH 130.  Rasanya lebih praktis, karena tidak bolak – balik mengantri 2 kali (di antrian tukar uang logam lalu antrian mesin tiket). Dan karena itinerary kami hari ini penuh, rasanya akan lebih hemat.

Sampai di Jatujak jam 8.30 untuk mendapati… belum jam operasional!  Hihihi. Ini memang infonya agak simpang siur sih. Ada yang bilang jam 7.00 sudah buka, tapi memang supir taksi bandara kemarin bilang baru buka jam 9.00

Baiklah.. Si Mbok cari sarapan dulu. Makanan dan minuman banyak kok di Jatujak. Jangan khawatir. Kalau was was itu babi atau bukan, ya tinggal pilih pad thai sayur atau pilih lah seafood. Cemilan juga melimpah. Mau yang goreng gorengan ada. Bakar bakaran juga ada. Kemudian duduklah kami di suatu kedai, dan Mbok pesan semacam ramen, karena baru itu yang ada. Saya tidak pesan apa – apa karena masih agak kenyang. Tak lama, muncul lah berbagai tray dengan aneka lauk. Ishhh! Sini naksir bener sama lauk –lauknya. Ada sardine yang disiram semacam sambel matah gitu kok harumnya menggiurkan sekaliii. Nanti lah untuk makan siang

Oh iya, jangan lupa ambil  peta Jatujak Market di pos pintu masuk.

Berguna ngga sih peta itu? Engga juga...

Eits.. sebelum disambit sama yang buat peta, biar saya jelaskan dulu. Jatujak Market terdiri dari ribuan kios. Yang kami perhatikan hanya bagian yang tidak ingin kami masuki, seperti bagian yang jual binatang. Sisanya, kami masuk di area baju, dan mulai tersesat terkendali di dalam lorong – lorong kios *lipet map. Taroh di tas



Puluhan Bath cepat lenyap deh disini. Ada saja alasan untuk belanja : gantungan handuk tangan berbentuk gajah, magnet kulkas, kaos kaos lucu TBH 30 – TBH 50,  Atasan bahan lace TBH150 (jenis yang dijual kembali di ITC 140 ribu ngga boleh kurang), beli minuman, cemilan. Untuk printilan rumah juga banyak dari lampu sampai taplak. Pun mbok dapat kain sutra Thailand titipan teman kantor. Dan benar kata orang di forum Tripadvisor : kalau sudah suka, dan nawar ngga dapet, jangan sok sok jual mahal ntar balik lagi. Iya bagus kalau kiosnya ketemu. Kalau engga gimana, kakaaaak.






Ta ta tapi… ada toko yang bikin kami betah! Ada mungkin kami disitu setengah jam. Yaitu toko tissue! Gustiiiiiii… lucu – lucu amaaaat.







Sagala aya lah. Yang demen bikin theme party pasti mborong deh.

Si mbok begitu tekun mengumpulkan semua yang bertema kucing (a cat fetish that she is). Sementara saya mencari tema xxx dan yyy untuk di dadidu dan lalilu*sok rahasia.

Saya dengan riang menjelaskan kalau tissue itu mau di frame. Yang ternyata, menurut pemilik tokonya jangan, karena sifat tissue yang rapuh. Dia merekomendasikan cara supaya awet. Ketika dia menjelaskan metodenya, saya mbatin, “ini kok kayak teknik yang saya baca di blog Jeng Rika“. Sejurus kemudian si ibu bilang “You can search it on youtube : Decoupage”. Eyalaaah.. memang bener tho. Oke. Ada proyek nih. Di situ saya pun membeli lem dan vernish-nya. Doakan tidak kadung malas bikinnya ya =)

Si pemilik tokonya ramah sekali. Dan begitu tahu kami dari Indonesia (gimana engga, kami berdua suka terpekik heboh sambil komentar), dia tambah ramah. Rupanya suaminya orang Bali. Dan baru pindah kembali ke Thailand setelah bermukim di Bali.

Hosssh.. adrenalin rush surut (duilee.. nyari tissue aja pake adrenalin) tiba tiba.. kliyengan. Sudah terasa panas sekali di Jatujak, dan ternyata sudah masuk jam makan siang. Kami kembali ke kedai awal, untuk tahu si sardine inceran sudah habis. Yastra lah.. makan mie kuah aja.

Setelah makan, masih kliyengan juga. Haduuu... ini mah heat stroke.  Memang pas kesana, panasnya ngga nahanin banget. Kami pun sepakat mengakhiri kunjungan kami disini. Jadi.. jangan lupa kesini bawa topi yaaa…

Oh Iya. Di Jatujak saya juga membuktikan benar apa yang di suatu forum yang saya baca : bahwa Jatujak Market telah menjadi kawasan turis komersial. Pembandingnya adalah jus jeruk. Di Jatujak, ukuran small adalah TBH30 dan ukuran besar TBH50. Padahal di daerah Sukhumvit, masing masing hanya TBH20 dan TBH30 saja. Begitu juga dengan minuman kelapa batok kecil. Beda sekitar TBH30 dari di Sukhumvit. Jreeeng!

Jim Thompson Museum House : BTC Mo Chit -  interchange BTS Siam – BTS National Stadium

Setelah panas – panasan di Jatujak… dan juga jalan turun BTS National Stadium sampai ke Jim Thompson Museum House, senang banget mendapati areanya rindang.

JTMH ditata dengan apik. Ketika masuk dan membayar HTM sebesar TBH 100 (sudah include tour museum dengan guide),  kami disuguhi pemandangan 2 penari tradisional dan seorang pemintal benang ulat sutra.

Kemudian karena tournya masih 20 menit, kami memutuskan untuk berkeliling. Melihat area rumah, mengintip kafe yang rindang yang dibatasi oleh kolam ikan, lalu terdampar di tokonya, karena ngejar dingin AC. Hihihihi. Barangnya bagus bagus bangeeett… Ada tas tangan berbagai model, taplak, dasi, baju, boneka. Tapi karena tiap kali pegang barang yang diincer kok harganya di atas TBH5000, ya saya taroh lagi di etalasenya =)




Group tour kami seru juga. Ada mbak – mbak keturunan Jepang tanya “I heard he (Jim Thompson) was a CIA agent. Is it true?”. Hihihi. Tour guidenya pun 90% artikulasi bahasa inggrisnya bisa saya mengerti (10 % sih mungkin juga sayanya yang rada budeg ya *nyengir). Kemudian ada sebuah peta Thailand yang di hand paint. Saya sukaaa banget. Ternyata di souvenir shop menjual replika peta tersebut *bungkus

Sayang kami tidak boleh foto di dalam rumahnya. Ini adalah link website-nya. Kali aja ada yang tertarik =)

Ikea, Mega Bangna Mal : BTS Ekamai – BTS Udom Suk, ambil exit 5 – Free Shuttle Bus (berdiri depan apotik)

Selesai dari JTMH, kami putuskan untuk kembali ke hotel untuk taruh barang belanjaan, kemudian keluar lagi untuk ke Ikea.

Dari hasil cari – cari info, Mega Bangna termasuk mal baru (dan ternyata guedee banget). Jadi paling aman sih ya naik rute yang telah disebut di atas. Karena supir taxi juga belum tentu tahu. Belum lagi kalau nemu yang tidak bisa bahasa inggris sama sekali. Atau worse, jenis taksi yang sengaja ngerjain turis.

Sampai Mega Bangna, puter – puter sebentar, lalu langsung ke Ikea. Dan atas nama mengisi rumah, akuh agak kalap *tertunduk malu. Tapi menjelang kasir, ada beberapa barang yang ga jadi dibeli kok. Dimensinya kegedean, akik takut tidak masuk koper.

Selesai belanja, karena males mikir dan udah cape banget binti kelaperan, kami ke Food Area Ikea. Selesai makan, Mbok yang punggungya terasa sakit request naik taksi.

Untung taxi stand dekat dari Ikea. Turun lift ke lantai basement, jalan sebentar ada taxi stand resmi. Mengangsurkan kartu nama hotel (tip : bawa kartu nama hotel, atau minta staff hotel tuliskan tujuan pergi dalam aksara Thailand. Jadi tinggal kasih saja ke sopir taksi. Rebes),  memastikan pakai argo, lalu masuk taksi deh.

The end hari kedua *Apaaaah??? Belum juga ketemu Tom Yam??

xoxo

JJ

1 comment:

Unknown said...

Duh seandainya saya bida menemukan tempat tissue itu..coz januari mau kesana