Sudah direview sih di weddingku. Ini tambahan saja
Again, salah satu kekompakan kami : justru tidak ada menu dari daerah asal kami. Keluarga saya dari Solo (jadi tidak ada macam nasi liwet, atau selat solo), dan keluarga (then, calon) suami dari Palembang (tidak ada pempek, tekwan). Ada 2 alasan fundamental :
§ Takutnya ada kerabat, misal dari pihak saya yang datang dari solo, “jauh jauh datang ke Jakarta kok disuguhnya makanan yang ketemu disana tiap hari”. Haiyaaah…
§ Samaaaa takutnya ada kerabat, misal (sekarang gantian) dari pihak (then calon) suami makan –let’s say ada- tekwan, malah komentar “kalau di Palembang si rasanya ga gini” aduuuhhh… walaupun kesannya sudzon, tapi males banget kalo sampe kejadian. Lain kalau mau boyong langsung bakul tekwan dari Palembang, tentu hilang permasalahan ini.
§ Alasan ekstra lainnya adalah, karena catering yang kami pilih lebih sering menangani pernikahan minang, sehingga nampaknya akan “aman” untuk memilih menu menu yang merupakan andalan mereka, contoh : dendeng balado kering, sate padang.
Oh, ya.. Saya dapat “inside info” from the catering. Katanya, resepsi siang dan malam berbeda trik jumlah cateringnya :
§ Resepsi malam, sekarang orang – orang sudah cenderung untuk malas makan malam (err…diet perhaps?). Atau sudah makan duluan, sehingga di resepsi cuma mingle with their peers. Jadi, porsi buffet bisa dikurangi dan lebih banyak di gubug, itu pun bisa bukan jenis makanan “berat”.
§ Resepsi siang kebalikannya, yakni para tamu undangan sekalian makan siang. Jadi buffetnya ambil porsi lebih banyak. Dan, hah! Bukan itu saja. Lihat pilihan – pilihan gubugku, rata rata disajikan dengan lontong atau nasi (baca : karbohidrat).
§ Kemudian untuk perhitungan jumlah, kami menyebar 500 undangan, berarti:
1. 2 x 500 undangan = 1.000 orang, 60% ke buffet = 600 porsi, namun sesuai paket sejumlah 800 porsi
2. Sisanya 40% = 400 porsi. Dengan asumsi rata – rata orang akan makan di 4 gubug, maka 400 porsi x 4 = 1600 porsi, dibagi ke 6 gubug = 266 porsi per gubug. Ya, sud… 7 gubug (ice cream tidak saya hitung) 400 porsi
3. ada juga yang mengambil asumsi setelah pengalian 2 x 500 undangan, dikali dulu dengan 80%. Berangkat dari pemikiran bahwa dari total undangan, belum tentu datang semua. Tapi kami tidak menganut hal ini, karena tentunya kami mengundang dengan harapan semua datang.
xoxo
JJ
No comments:
Post a Comment