Jadi. Setelah melalui 3 DSA dan 3
kali konsultasi laktasi, di DSA ke-4, di usia Rania 2 bulan 14 hari, Rania baru
ketahuan tongue tied.
Itu yang membuat Dr. Asti gemes “haduuh.. coba kamu datang ke saya pas
pertama cek setelah lahir. Kan jadi cepat ditangani.”
Memang apa bedanya? Tentu ada. Dr Asti menjelaskan panjang lebar tentang 3 fase produksi ASI. Saya lupa
persisnya, intinya :
- Fase pertama dimulai ketika usia 20 minggu kehamilan, namun ASI tidak keluar karena ditahan hormon hamil
- Fase kedua adalah hari lahir sampai 14 hari kemudian. Dimana dengan lepasnya hormon hamil, ”keran” ASI mulai dibuka
- Fase ketiga, setelah 14 hari, dimana produksi ASI benar benar atas supply dan demand. Makin sering dikosongkan, makin cepat ASI diproduksi.
Karena kondisi Rania baru diketahui di fase ketiga, maka tidak hanya Rania
yang dapat perawatan. Saya pun juga.
Perawatan untuk Rania
Dr Asti sangat menyadari saya sangat prihatin dengan kenaikan berat badan
Rania. Sehingga beliau suggest untuk melakukan Suplementasi ASIP 5x sehari
dengan “dosis” sbb :
19 – 18 Sept @
60ml
21 – 23 Sept @ 50ml.
24 – 26 Sept @
40 ml
27 – 29 Sept @ 30 ml
30 Sept – 1 Okt @ 20 ml
2 – 4 Okt @ 10ml
Apa itu suplementasi ? mungkin lengkapnya bisa dibaca disini. Yep… sampai terlontar
komentar ‘aneh aneh aja ya terapi masa kini. Kok kayak sapi digelonggong
gitu’ Grrrr
Ada beberapa peralatan yang harus dibeli untuk keperluan suplementasi,
semua bisa dibeli di apotik KMC.
Kenapa ‘dosis’ suplementasi makin lama makin sedikit ? Karena
diharapkan di akhir suplementasi bayi sudah mampu menghisap PD dengan sempurna,
dan produksi ASI sang ibu sudah kembali normal.
Kami sempat bertukar pikiran tentang donor ASI, namun syukur alhamdulillah
stok ASIP cukup untuk keperluan suplementasi (walau sempat ada drama 2 botol
ASIP pecah karena kepenuhan. Nyeseknya minta ampun. Namapun saya benar benar
mengumpulkannya tetes demi tetes).
Dan di malam pertama Rania di incisi, akhirnya terjadi juga hal yang
dinanti dari awal Rania pulang dari Rumah Sakit Bersalin : Rania. Bisa.
Tidur. Sendiri. Di. Crib-nya. Selama. 6. Jam. Penuh ! I remembered that i
cried silently alone (karena the huband di Bandung paaan), berterima kasih
karena Insyaallah we’re on the right track.
Kontrol berikutnya setelah incisi adalah Jumat, 16 September. Di cek latch-nya
sudah jauh jauh lebih baik. Bibir bawahnya sudah dower tak terkira.
Kemudian kontrol kembali di tanggal 23 September. Ketika saya ulang tahun.
Dalam 2 minggu, beratnya naik 300gram. The best birthday gift !
Perawatan untuk saya
Karena supply ASI saya sudah ‘ badly injured ‘, saya diresepkan
Domperidone selama 8 minggu. Domperidone ini sudah merupakan obat ya pemirsa…
bener – bener last resort. Harus pakai resep dokter dan diawasi dokter. Info
lengkapnya bisa dibaca disini.
Did it work ?
Like magic !
Pompaan meningkat 60ml, 80ml dan di hari ke-6 100 ml (both breast, sekali
pompa, malam hari). Girang bukan main.
Tapi, benar bahwa selain supply dan demand, ada lagi 1 yang sangat
mempengaruhi supply ASI yaitu mood ! Minggu berikutnya saya stress lagi,
dan hasil pompaan turun aja joniiiiii jadi 40ml both breast.
Stress kenapa.. di next posting ya.. supaya berurut, ada other issue lagi
pada Sabtu subuh, 24 September 2011, saya merasakan rasa perih luar biasa di
puting kanan ketika menyusui Rania. Saya buka latch-nya dengan menyelipkan
kelingking ke bibir Rania. Dan ternyata ada benjolan kecil. Seperti kutu air
yang besar lah. Apa lagi ini ???
Oke.. saya rasa yang seperti ini pernah saya alami dengan skala yang lebih
kecil bulan lalu. Dan solusinya ya disusui. Tapi astaga.. kenapa yang sekarang
sakitnya mak nyuuuut. Ga ketahan ! Dan benjolan itu malah seperti terisi
darah.
Kembali lah kami (the husband sudah datang dari Bandung) ke KMC bertemu
dokter Galih yang ahli laktasi juga.
Singkat cerita, yang saya alami adalah Nipple
Pore Plugged. Doweeeng !
Kemudian penyelesaiannya adalah si benjolan itu ditusuk dan dibersihkan.
Ouch! Tentu karena letaknya di organ yang sensitif, prosedurnya meliputi daerah tersebut
disemprot bius lokal. The total procedure cost around 500K. *untung 90% diganti
kantor =p
Dokter konselor laktasi tersebut sih bilang, katanya nipple pore plugged
terjadi karena area tersebut kurang dibersihkan. Jadi selain memebersihkan tiap
pagi sore, tambah lagi ritual saya yaitu di antara waktu mandi, diwaslap air
hangat plus ganti BH. Tapi juga seperti di kultwit sebelumnya, bagi yang
bayinya ada tounge tie, memang rentan kena masalah ini. Bzzzzzt.
xoxo
JJ
PS. Ada link, video2 breastfeeding help video. sudah dalam bahasa Indonesia! Cekidot disini
2 comments:
Malam mba, salam kenal 😊
Bayi ku skrg mau 2 bulan, pun sempet tounge tie sm lip tie jg, udh di insisi tapi sampe skrg latch on nya susah bgt plus produksi asi ku pun msh sedikit bgt...alhasil dr awal udh di kasuh sufor atas rekomendasi dr dsa
Klo boleh tau dr Asti praktek dmn ya? KMC kah?
Halo Yara, betul. Dr Asti praktek di KMC.
Semoga segala tantangan yang kamu hadapi segera teratasi ya
Post a Comment