24.4.12

Batik, Sebuah Kisah Asmara Tiga Masa

Masa Lalu

Di tengah hamparan kain batik lawas di Pasar Klewer, Solo tahun 1999. Itulah awal mula kisah asmara saya dengan batik. Walaupun saya dibesarkan di kultur Jawa yang sangat dekat dengan batik, namun hati berdegup - degup dan mata berbinar adalah ketika saat itu memegang kain batik lawas, dan akhirnya membeli 3 potong.

Ibu saya sempat berkata, “Owalah, ndhuk. Kain mbladus kok yo dituku”. Hihihi. Saya jahit kain tersebut menjadi dress berbagai model dan memakainya di tiap kesempatan.

Asmara dengan batik berlanjut dengan perburuan kain batik maupun batik siap pakai. Saya mulai terbiasa dengan bau khas kain batik, terpesona akan ragam corak dan warnanya, menghargai hasil seni para pengrajin. Menakjubkan.

Kemudian saya bertemu dengan (dulu calon) suami. Yang ternyata memiliki kesenangan akan batik juga. Bahkan, dengan fasih suami dapat bercerita sentra batik dari Sumatera, Jawa, sampai Madura.  Lengkap dengan memberi kado ulang tahun berupa 3 helai selendang sutra di tahun pertama kami dekat. Hati ini pun… lumer (nice move, husband. Hehehe). 

(dulu calon) suami tegang karena ini kali pertamanya bertemu keluarga besar saya. heuhehu
 Masa Kini

Sekarang kami telah menikah, saya melihat suami hampir tiap hari kerja memakai kemeja batik bahan katun, sementara saya akan memakai batik di hari Jumat. Sering juga kami memakai batik senada untuk menghadiri undangan. Kami memiliki impian, untuk suatu hari akan menjelajah Indonesia dan mengkoleksi batik khas daerah masing – masing.

Sementara, rencana itu ditunda dengan hadirnya Rania, anak kami. Dimana dari awal kehamilan, saya sibuk mencari ilmu yang berkaitan dengan persiapan menjadi ibu. Dan saya sangat berterima kasih pada Mommies daily yang menjadi sumber referensi terpercaya. Mulai tentang kehamilan, ASI, product review, sampai dengan forum – forumnya.



Ada forum yang saya agak lewati, yaitu mengenai gendongan. Karena Rania sudah nyaman dengan gendongan jarik batik. Batik pertama yang melekat di badannya =)

gendongan jarik, unbranded, Pasar Tanah Abang


Masa Depan

Lewat Mommies Daily juga saya tahu tentang  Bangga  Batikku Blog Competition yang bekerja sama dengan event Bodrexin, bernama Satu Batik Jutaan Jari, dimana Bodrexin mengumpulkan sidik jari anak – anak Indonesia  lewat acara off air-nya maupun dengan mengunggahnya ke fan page Kebaikan Bodrexin untuk kemudian dibuat motif batik. Informasi lengkap ada pada fan page tersebut, juga di account twitter @tentang kebaikan. Event yang brilian! Cap sidik jari Rania akan ikut menjadi desain batik terbaru Indonesia!

Ya, saya telah mengunggah sidik jari Rania dan foto ekspresinya. Dan tidak sabar menanti, motif apa yang akan dihasilkan. Kawung? Merak? Dimana nanti bisa beli kainnya? Boleh beli 10 meter ya? Saya mau meneruskan kebiasaan menjahit kain batik untuk Rania. Juga sebagai kenang kenangan Rania menjadi bagian dari pelestarian batik di masa depan. Karena, anakku Rania, kamu adalah bagian dari masa depan
 

Sebagai penutup, berikut foto Rania dengan batiknya

batik bali bought at Krishna, Bali


 
"quit following me with your camera, ibuuuu" (batik : unbranded. - FB Pinky Bouwtik)


xoxo

jj


No comments: