Doing house chores
(pic from thevintagehousewife) |
Pagi – pagi ngelap lap furniture. My hyperbolic Mam said “debunya dah numpuk 5 senti tuh” duileee. Trus karena lagi ngambek dengan seseorang, dan seseorang itu sedang dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta , yang menjadi sasaran amukan adalah : kamar tidur (changing the bed sheet, organizing all the stuff yang berantakan, organizing lemari pakaian) dan gosok lantai kamar mandi. Pas orangnya dah datang, hawa ngambek dah menguap. Payah ni.
The doctor said….
Junior is a girl!
Abang dan saya memang tidak ada gairah untuk tanya jenis kelamin. Yang penting sehat. Lagipula saya terlalu terpesona ketika diurek – urek alat USG, yang awalnya posisi Junior berbaring, langsung hup… hadap kamera dan dadah dadah *awww… sadar kamera, Junior?* and I was busy quickly counting the fingers yang nyata banget di layar USG. 1,2,3,4,5 jari. Yess… lengkap.
Anyway, ketika kembali ke kursi depan dokter, beliau bilang “Ah, kamu ngga tanya. Ya sudah saya ngga kasih tau.”sambil senyum senyum
“Tanya apa, Dok?” sejurus kemudian “Oh.. jenis kelamin? Dokter sudah tahu? Tadi keliatan? Saya mau tau. Mau. Mau. Mau.”
“Kamu tadi ngga dengar bolak balik susternya bilang pakai BH? Perempuan. Insyaallah.”
“Alhamdulillah… saya pikir tadi pakai BH tuh istilah medis” *polos*
Note dari obgyn :
§ Ibu hamil kalau mau bangun, jangan ambil ancang ancang seperti mau sit up. Merangsang kontraksi dini Instead, miringkan badan baru pelan pelan bangkit.
§ Doctor not recommend to do facial. Baiklah…
Menuju tempat parkir, kugandeng Abang and lean my head on his shoulder, “Poor Dada… 15 years from now you’ll be busy dealing with all the boys yang deketin our daughter.” *evil laugh*
Dan Abang bilang “So now we call Juniorita?” halaaahh… Tapi we do start to think about name. About 20 minutes. Hehehe.
Note from Abang : pokoknya jangan nama – nama yang lagi trendi (agree!)
Note from me : pokoknya kata pertama jangan diawali A – C. Kesian nanti kalau absen urut abjad kebagian yang awal =)
Another Theatre Experience
After the first one, tidak terlalu kecewa tidak nonton Onrop!. Tapi agak kecewa ketinggalan Laskar Pelangi due to the series of unfortunate events.
Karena untuk pertunjukan ini tidak ada penomeran kursi, we made a strategy untuk sudah ada di TIM jam 17.30. Sempat makan dulu, magribh, dan menuju teater kecil.
Jam 19.00 belum menunjukkan tanda penonton boleh masuk. 19.15.. 19.30.. 19.35.. Para calon penonton sudah menyemut di pintu masuk. Yak!!! Kesabaran saya habiss… Saya samperin mbak mbak di meja tamu. Merepet dah. Salah satunya “Kalau memang pintu dibuka jam 19.53, kenapa di tiket tercetak pertunjukan jam 19.30? Semua yang sudah hadir disini menghormati jam mulai lho, Mbak.”
Review, untuk yayasan yang katanya mati suri selama 20 tahun (ternyata yang mengadakan adalah Yayasan Lesbumi sekaligus memperingati Hari Lahir NU), the show was pretty good. Abaikan barisan prajurit dan barisan penari yang kurang seirama. Dan menurut saya… subjektif ya…. Dalangnya (Ki Enthus Susmono) was soooo good that he outshined 2 pemeran yang di media promo-nya dicetak dengan huruf besar. Bahkan saya sempat tidur ketika adegan si pria dan wanita (yang juga merupakan anggota partai). Hihihi.
The ticket of 2 days show apparently sold out. Menurut saya sih ketua yayasannya underestimate entusiasme penonton. Tapi boleh lah… untuk tes market =) and for you who want to catch the show, pertunjukan Laksamana Cheng Ho akan diadakan lagi di Graha Bhakti Budaya, TIM 10 – 11 Februari 2011.
Bobok
(pic from clker) |
Oh yeaaaaa… Asip kaaan. Setelah sampai rumah hampir jam 23.00 ada drama kesakitan, sampai saya tidak kuat untuk naik ke atas (kamar kami di lantai 2) mengakibatkan saya tergolek di depan ruang TV dan Abang tidur di atas. Tapi setelah subuh, saya susul ke kamar dan bobok sampai jam 8.00.
Late Lunch at
Bermula dari sesampainya di rumah, Abang bilang “Tadi sebelum aku berangkat sempet liat di TV Pak Bondan makan di Sarang Oci. Kayaknya enak ngeliatin tomat hijau seger di sambel dabu-nya. Itu yang di arteri belakang kan ?”
“Hla… dulu pas ke Bebek Slamet kan aku sudah bilang itu restauran dapat review enak. Tapi kamu juga kayak ngga minat masakan Manado ”
Aaand.. a little argument continued. Dasar pengantin baru *halah*
Anyway, kami tiba jam 14.10 dan masih penuh aje… Tanpa Pak Bondan datang saja memang sudah penuh, apalagi ini sudah direview. Pesanan makanan dan minuman datang cepat (goodie! Dah lapeeerrr). Dan selain nasi, semuanya tidak dalam keadaan panas mengepul (goodie!! Bisa langsung dimakan tanpa tiup – tiup dulu).
Kami pesan : Perkedel Jagung (1 porsi isi 5), Cakalang Woku Bakar, Ikan Oci Bakar Bumbu Rica pedas sedang (oww yeaaah.. saya pecah telor juga akhirnya makan sesuatu yang dibakar), tumis bunga daun papaya (ternyata yang Mam larang adalah daun papaya!). Dan sumpah saya ngga bohong! Semuanya enaaaaak. Sambel dabunya -as expected- pedes seger. Dan karena jenis menunya masih banyak, I really think dalam waktu dekat akan kesini lagi untuk jajal yang lain.
Total yang dihabiskan, well.. let’s just say, makan bertiga dengan 4 menu di Sarang Oci lebih murah daripada makan berdua dengan 3 menu di Cak Tu Ci.
Yang Maha Kuasa… jangan sampe ya saya ada tugas atau sekolah ke luar negeri lebih dari 1 bulan. Tak sanggup saya berpisah dengan ragam kuliner Indonesia .
From DVD, to Premiere League, to American Idol.
xoxo
JJ
No comments:
Post a Comment