8.11.10

On Reksadana – part 1 (contd)

DISCLAIMER : tulisan ini murni  pengalaman dan  pendapat subjektif penulis plus definisi yang sudah tercantum sumbernya. Penulis tidak menyarankan pembaca in any way untuk berinvestasi pada hal yang sama. Kalaupun ada dari pembaca yang mengikuti apa yang tertulis, ENTER AT YOUR OWN RISK

Salah satu investasi yang saya lakukan adalah membeli reksadana. Step by stepnya :
§        Datang ke agen penjual. Saya beli reksadana di Bank M*nd*ri. Kalau tidak salah, tidak semua cabangnya menjual reksadana. Intinya, datang saja ke cabang yang besar. Mungkin terkait dengan suatu program pembelian reksadana yang harus diinstal dan yang berhak menjual reksadana adalah pegawainya yang telah memiliki lisensi Waperd (Wakil Penjual Reksadana). Perlu diketahui, Bank hanya bertindak sebagai agen penjual. Sehingga segala resiko terhadap pertumbuhan / penurunan portfolio reksadana adalah di pihak pembeli (investor bahasa kerennya), which is me.
§        Miliki rekening tabungan di Bank tersebut. Gunanya tentu untuk kepentingan pendebetan ketika membeli dan pengkreditan ketika penjualan kembali.
§        Pilih reksadana sesuai dengan ketahanan “syaraf” terhadap resiko yang dihadapi. Pilihan saya? Hajar bleh. Yang berbasis saham semua, for I am a risk taker. Portfolio yang saya miliki saat ini tersebar di : Mandiri Atraktif, Mandiri Atraktif Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Fortis Equitra Reksa Dana BNP Paribas Equitra, Schroder Dana Terpadu II
§        Isi beberapa formulir yang disodorkan
§        Selesai. Uang sejumlah pembelian (plus biaya jika ada) akan didebet. Oh iyaa. Pastikan semua proses di atas selesai sebelum jam 12.00. Karena secara internal, ada batas waktu Bank juga harus input ke sistem reksadana dan melimpahkan uang ke rekening penampungan pembelian reksadana.
§        Harga pembelian reksadana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) penutupan bursa pada tanggal pembelian. Jadi baru bisa diketahui keesokan harinya
§        Sehingga jika saya membeli sejumlah Rp 3,6juta, dan NAB penutupan reksadana X senilai Rp 4.500,-  maka saya akan memiliki 800 unit reksadana X (dengan asumsi tidak ada biaya pembelian, atau biaya pembelian terpisah dari  Rp 3,6juta)
§        Laporan pembelian akan dikirimkan ke alamat rumah (makanya..ketika di customer service, pastikan alamat lengkap sampai ke kode pos) kira – kira H+14. Laporan ini juga sekaligus berfungsi sebagai bukti kepemilikan.

Kemudian cara menjual :
§        Isi formulir penjualan di customer service, yang menyebutkan nama Reksadana dan jumlah unit yang mau dijual. Jadi tidak bisa yaa… bilang mau jual Rp.20juta. Saya juga tidak pernah dengar bisa menjual unit sampai satuan desimal, kecuali dalam rangka penjualan keseluruhan unit suatu reksadana.
§        Isi formulir sebelum jam 12.00, karena secara internal, ada batas waktu Bank juga harus input ke sistem reksadana
§        Total uang yang didapat = (jumlah unit x harga NAB penutupan hari penjualan) – biaya penjualan (jika ada)
§        Again, karena Bank hanya agen penjual, uang investasi tidak ada pada agen penjual, sehingga perlu H+7 untuk uang masuk ke rekening tabungan

xoxo

JJ

No comments: