Siapa? Siapa yang berani bilang itu di depan saya? Sini saya kitik kitik sampeyan pakai garukan excavator.
Mau sehat mau sakit, semua juga dari Yang Maha Kuasa, bukan? Ikhlaskan saja atas segala rencana-Nya. Manusia hanya bisa berusaha sebaik baiknya.
Ngomong sih gampang. Prakteknya? Duile... SUSAAAH. Lihat Rania sakit, rasanya ada batu 1 kwintal berganyut di jantung saya. Sedih. Banget. Ditambah tidak ada the husband selama weekday, rasanya semua beban ada di bahu saya. Berat. Sungguh berat. *ga tahan cobaan
Saya mau shared pengalaman ketika Rania sakit. RUM atau tidak RUM, saya tidak tahu juga. Yang pasti, I did what I think best for her setelah browsing disini disitu dan konsul ke dokter. Dokter anak pun juga hasil rekomendasi sini situ kan? Jadi saya percayakan tindakan medis kepada mereka (Rania sejauh ini ada 2 dokter spesialis anak). Kan mereka yang belajar medis bertahun tahun. Tahu apa sih saya yang ”cuma” browsing , tanya – tanya, ikut menyimak milis ini itu. Dan again, saya pilih mereka juga dari hasil seleksi. Jadi sesimpel itu saja saya menyikapi huru hara RUMers out there *piss yo kakaaaa
Okay. Here we go.. Dim the light #eh.. American Idol
Kuning
Seperti yang disebutkan disini, Angka bilirubin Rania sempat menyentuh 13.6. Untung dokter yang saya pilih tenang – tenang saja. Hanya bilang jemur pagi saja bolak balik total setengah jam plus sering sering disusui. Ada lho.. anak teman yang bilirubin “baru” menyentuh 12, sudah disuruh rawat inap untuk terapi sinar.
Anyway, 3 hari kemudian, sudah susut angkanya menjadi 13.1. Dan berangsur di bawah angka 9 setelah seminggu.
Cegukan
Eh.. ini bukan penyakit sih ya.. Kan katanya karena paru – parunya belum sempurna. Tapi Rania terhitung sering cegukan. Dan ketika pertama kali cegukan, as cupu parents, kami panik. Ditepuk – tepuk punggungnya, tidak hilang juga. Ternyata penyelesaiannya gampang saja : disusui terus. Tidak lama cegukannya hilang kok.
Rash Kulit
Kemerahan keseluruhan badan. Sepertinya sudah pernah disinggung disini. Ya gitu.. eliminir penyebabnya satu – satu. Selain ganti minyak telon, saya juga ganti sabun. Tapi tak usah lah langsung ganti merk nan mahal, karena prinsip saya : variabel cost harus murah. Hehehehe.
Tambatan hati sabun adalah sabun cair Pigeon. Murah kakaaa. 1 botol sedang 14ribu saja, untuk kurleb 2 bulan. Saya cek ke beberapa merk (yep.. baca ingredient yang tulisannya kecil kecil itu), Pigeon adalah merk yang tidak mengandung SLS. Sodium Laureth Sulfat (kalau tidak salah ingat ya). Konon ini yang membuat kulit bayi kemerahan, karena merupakan zat detergen yang menghasilkan busa gitu *cmiiw
Kulit kepala bersisik seperti ketombe numpuk (scalp apa.. gitu nama medisnya)
Sebenarnya tidak apa apa bagi bayi ya (kalau areanya sedikit saja), dari hasil browsing juga katanya nanti hilang sendiri. Tapi kan yang melihat kasihan..
Saya yang stok sabarnya sedikit memilih opsi hasil browsing yang lain. Bertepatan waktu untuk menggunduli rambut lil boss (we did it ourselves. Rania disusui kemudian saya, the husband, mbak Sri pegang shaver. Pakai foam shaving the husband. Sret.. srett.. super careful di area yang bersisik, beres dalam 40 menit), kemudian area yang bermasalah diolesi baby oil 15 menit sebelum mandi. Kemudian ketika mandi, usap hati – hati daerah yang bermasalah itu. Voila! Hilang dalam 10 hari. Happy! Lil boss botak kinclong. The husband waktu itu juga nemenin Rania botak. Aawww….
Batuk
Ketularan saya *nangis… sowwy baby. Tapi untung tidak pakai panas dan Rania masih ceria saja. Jadi dioles transpulmin di dada dan punggung tiap habis mandi. Dan susui. Batuk hilang hampir 2 minggu kemudian. Dimana jantung saya tiap hari seperti diremet remet tiap kali dengar dia batuk.
Pilek
Mandi air anget, jemur tiap pagi, dan sedot ingus..... pakai mulut! Asiiin. Ahak hak hak. Sebenarnya punya alat sedot ingus. Tapi dari hasil selidik selidik harus super hati – hati dalam memencet si pompa sedot itu. Jangan sampai terlalu keras, karena akan mencederai hidung. Terus, dikasih tahu lagi bahwa cara manual ya sedot dengan mulut sendiri. Mana mampetnya tiap kali Rania nyusu malam lay down position. Jadi kalau Rania mulai terengah – engah, nyusu – lepas buat napas – nyusu – lepas. Nah.. saatnya saya untuk memposisikan berhadapan dengan dia di muka, hap! Lubang hidung kiri di mulut saya, dan srruuup. Buang ingus di handuk kecil yang telah saya siapkan. Dan ulangi untuk lubang hidung kanan.
Rania itu kesel banget lho kalau ingusnya dibersihin. Baru didekatkan handuk kecil ke hidung juga sudah jerit jerit kayak peluit. Tapi lucu banget ketika hidungnya saya sedot, trus jadi plong. Mukanya kaget lucu gitu. Mungkin di pikirannya ”lho.. kok bisa nafas dari hidung lagi”. Hihihi.
Ini pilek lama amat sii... akhirnya sabtu kemaren inhalasi deh. Rania sukses ngenyot itu pipa. Ahak hak hak. Dan sukses juga meler ketika dada dan punggungnya di-clapping. Pileknya pun berkurang drastis. Alhamdulillah.
Belekan
Hastaga.. sedihnya saya.. suatu hari Rania belekan. Dua hari pertama menurut saya cukup parah. Entah lah penyebabnya apa. Hilangnya hanya telaten diseka kain dicelup ke air hangat. Disekanya 1 arah. Dari arah dalam mata keluar. Alhamdulillah sembuh dalam seminggu.
xoxo
JJ
No comments:
Post a Comment